BUAH pala sejatinya memiliki banyak manfaat. Selain bijinya dimanfaatkan sebagai rempah-rempah dan bumbu dapur, buahnya pun juga dapat dimanfaatkan sebagai manisan. Persaingan pengolah manisan di Kota Bogor memanglah terbilang banyak, namun Manisan Pala Salira tetap unggul dengan mempertahakan kualitasnya.
Oleh : Winda Herviana
[email protected]
Usaha manisan buah pala yang dirintis Hidayat merupakan warisan ilmu dari sang ayah yang sudah lama menekuni usaha ini. Hidayat mulai memproduksi manisan buah pala sejak tahun 2006, mengaku senang dengan haÂsil jerih payah yang dijalankan dari nol ini.
Banyaknya para produsen manisan buah pala di Kota Bogor tak membuat Hidayat bernyali ciut. Justru Hidayat mengaku manisan pala yang diprodukÂsinya ini memiliki keunggulan tersendiri.
“Yang jadi kelebihannya, kami memproduksi Manisan Pala Salira dengan proses yang alami, seperti proses pengerinÂgan atau penjemurannya mengÂgunakan sinar matahari langÂsung. Sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memproduksinya. Kira-kira sekiÂtar 10 hingga 12 hari,†ungkap Hidayat kepada BOGOR TODAY, Minggu (19/6/2016).
Dengan proses tersebut, diakui Hidayat membuat maniÂsan palanya lebih berkualitas. “Kami betul-betul menonjolkan alami manisan pala, dan unÂtuk perihal harga pun tak terlampau berbeda jauh dengan yang lain namun untuk kualitas kami rasa lebih baik,†tutur HidayÂat saat dijumpai di temÂpat produksi di daerah Katulampa, Bogor.
Fokus pemasaran Manisan Pala Salira saat ini, Hidayat menÂgaku lebih condong pada pemasaran online. Bagi konsumen yang ingin mencoba, pemesanan ManiÂsan Pala Salira ini dapat dilihat melalui website resmi di www. manisanbuah.com. Harga yang ditawarkan pun beragam, untuk manisan pala basah dibandeÂrol seharga Rp 45 ribu per kilo. Sementara untuk manisan pala kering dihargai sekitar Rp 48 ribu hingga Rp 50 ribu.
Sebagai pelaku usaha, HiÂdayat mengaku terjun langsung untuk melihat kondisi lapanÂgan yang sebenarnya. Dirinya berkisah, awal mula untuk menÂjajalkan usahanya seringkali mendapat penolakan dari berbÂagai pihak.
“Dalam usaha, kita harus lawan rasa malu dan tidak boÂleh putus asa. Justru kita harus belajar dari situ agar kita lebih maju.†ungkapnya.
Hidayat menceritakan, modÂal awal dirinya membuka usaha ini membutuhkan dana sekitar Rp 2 juta. Dengan banyaknya pemesanan Manisan Pala Salira, kini usaha milik Hidayat rata-rata dalam perbulannya meraih omzet hingga Rp 10 juta.
“Namun itu tergantung banÂyaknya pemesanan maupun pembelian konsumen. Jika sedang sepi, mungkin rata-ratanya mendapat Rp 5 juta dalam perbulannya. Ramainya pemesanan itu biasanya saat hari besar, libur sekolah serta musim kemaÂrau,†tuturnya.
Hidayat berÂharap, kedepannya Manisan Pala Salira pemasarannya dapat lebih luas. Tidak hanya itu, Hidayat pun berÂharap pemerintah lebih merangkul para pelaku usÂaha yang mungkin usahanya belum memiliki nama terkenal seperti label-label usaha lainÂnya.
“Saya berharap pemerinÂtah dapat lebih merangkul dan mempermudah para pelaku usaha kecil lain agar mereka bisa bersaing menjajalkan usahÂanya,†pungkasnya.
Manisan Pala Salira tidak hanya menawarkan manisan buah pala saja, melainkan ada juga manisan mangga, pepaya serta kolang-kaling yang meÂnambah referensi sebagai jajanÂan oleh-oleh khas Kota Bogor.
Bagi Halaman