B4-20-062016-UKMBUAH pala sejatinya memiliki banyak manfaat. Selain bijinya dimanfaatkan sebagai rempah-rempah dan bumbu dapur, buahnya pun juga dapat dimanfaatkan sebagai manisan. Persaingan pengolah manisan di Kota Bogor memanglah terbilang banyak, namun Manisan Pala Salira tetap unggul dengan mempertahakan kualitasnya.

Oleh : Winda Herviana
[email protected]

Usaha manisan buah pala yang dirintis Hidayat merupakan warisan ilmu dari sang ayah yang sudah lama menekuni usaha ini. Hidayat mulai memproduksi manisan buah pala sejak tahun 2006, mengaku senang dengan ha­sil jerih payah yang dijalankan dari nol ini.

Banyaknya para produsen manisan buah pala di Kota Bogor tak membuat Hidayat bernyali ciut. Justru Hidayat mengaku manisan pala yang diproduk­sinya ini memiliki keunggulan tersendiri.

“Yang jadi kelebihannya, kami memproduksi Manisan Pala Salira dengan proses yang alami, seperti proses pengerin­gan atau penjemurannya meng­gunakan sinar matahari lang­sung. Sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memproduksinya. Kira-kira seki­tar 10 hingga 12 hari,” ungkap Hidayat kepada BOGOR TODAY, Minggu (19/6/2016).

Dengan proses tersebut, diakui Hidayat membuat mani­san palanya lebih berkualitas. “Kami betul-betul menonjolkan alami manisan pala, dan un­tuk perihal harga pun tak terlampau berbeda jauh dengan yang lain namun untuk kualitas kami rasa lebih baik,” tutur Hiday­at saat dijumpai di tem­pat produksi di daerah Katulampa, Bogor.

Fokus pemasaran Manisan Pala Salira saat ini, Hidayat men­gaku lebih condong pada pemasaran online. Bagi konsumen yang ingin mencoba, pemesanan Mani­san Pala Salira ini dapat dilihat melalui website resmi di www. manisanbuah.com. Harga yang ditawarkan pun beragam, untuk manisan pala basah dibande­rol seharga Rp 45 ribu per kilo. Sementara untuk manisan pala kering dihargai sekitar Rp 48 ribu hingga Rp 50 ribu.

Sebagai pelaku usaha, Hi­dayat mengaku terjun langsung untuk melihat kondisi lapan­gan yang sebenarnya. Dirinya berkisah, awal mula untuk men­jajalkan usahanya seringkali mendapat penolakan dari berb­agai pihak.

“Dalam usaha, kita harus lawan rasa malu dan tidak bo­leh putus asa. Justru kita harus belajar dari situ agar kita lebih maju.” ungkapnya.

Hidayat menceritakan, mod­al awal dirinya membuka usaha ini membutuhkan dana sekitar Rp 2 juta. Dengan banyaknya pemesanan Manisan Pala Salira, kini usaha milik Hidayat rata-rata dalam perbulannya meraih omzet hingga Rp 10 juta.

“Namun itu tergantung ban­yaknya pemesanan maupun pembelian konsumen. Jika sedang sepi, mungkin rata-ratanya mendapat Rp 5 juta dalam perbulannya. Ramainya pemesanan itu biasanya saat hari besar, libur sekolah serta musim kema­rau,” tuturnya.

Hidayat ber­harap, kedepannya Manisan Pala Salira pemasarannya dapat lebih luas. Tidak hanya itu, Hidayat pun ber­harap pemerintah lebih merangkul para pelaku us­aha yang mungkin usahanya belum memiliki nama terkenal seperti label-label usaha lain­nya.

“Saya berharap pemerin­tah dapat lebih merangkul dan mempermudah para pelaku usaha kecil lain agar mereka bisa bersaing menjajalkan usah­anya,” pungkasnya.

Manisan Pala Salira tidak hanya menawarkan manisan buah pala saja, melainkan ada juga manisan mangga, pepaya serta kolang-kaling yang me­nambah referensi sebagai jajan­an oleh-oleh khas Kota Bogor.

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================