JAKARTA, TODAY-Setelah memulai debut di lantai Bursa Efek Indonesia pada tahun lalu, saham pengembang properti kelas menengah dan atas PT PP Properti Tbk (PPRO) kini semakÂÂin diminati investor.
Harga saham PPRO sudah meningkat 116 persen dari awal tahun ini Rp 178 menjadi Rp 386 pada penutupan pada Kamis (16/6/2016). Bahkan, harga saÂÂham PPRO sempat mencapai rekor tertinggi di Rp 398 pada hari tersebut.
Peningkatan harga saham PPRO ini lebih tinggi daripada peningkatan indeks properti yang secara year-to-date hanya tumbuh 5,2 persen. Hal ini merefleksikan pertumbuhan penjualan dan laba PPRO yang tinggi selama kuartal I/2016.
Sebagai gambaran, sepanÂÂjang 3 bulan pertama tahun ini, PPRO sukses mencetak pendaÂÂpatan senilai Rp 533,7 miliar, atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 387,9 miliar.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Bisnis dari perseroan beberapa hari lalu, peningkatan pendapatan usaha terjadi baik di penjualan realti yang naik 35 persen menjadi Rp 505,7 miliar maupun di penÂÂdapatan properti (recurring income) yang naik 89,6 persen menjadi Rp 28 miliar.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, laba bersih PPRO meningkat 12,8 persen secara tahunan menjadi Rp 90,61 milÂÂiar hingga kuartal I tahun 2016. Raihan pendapatan dan laba bersih ini sudah sejalan dengan target Perseroan.
Pencapaian pendapatan hingga kuartal pertama tahun 2016 ini tercatat 29,5 persen dari target pendapatan yang ditetapkannya untuk tahun ini, sementara raihan laba bersih mencapai 25 persen dari target laba bersih yang ditetapkan.
Sementara itu, kapitalisasi pasar PPRO kini mencapai Rp 5,42 triliun, atau melonjak sekitar dua kali lipat dari sebelÂÂumnya Rp 2,50 triliun pada awal tahun ini.
Adapun PPRO kini telah mencapai 12 kali, lebih tinggi dibandingkan akhir tahun lalu yang mengindikasikan pasar telÂÂah mulai mengapresiasi dengan lebih baik. Sejumlah sekuritas pun memandang positif terhaÂÂdap saham PPRO.
Menurut Trimegah SecuÂÂrities, apartemen kelas meÂÂnengah yang berlokasi di daeÂÂrah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi yang tengah dikerjakan PPRO mendominasi keseluruÂÂhan transaksi penjualan dan berkontribusi lebih dari 50 persen penjualan perseroan pada tahun 2016.
Hal tersebut terjadi dikareÂÂnakan tingginya harga tanah di Jakarta. Produk-produk
yang ditawarkan PPRO juga berada pada segmentasi harga yang sesuai dengan tren saat ini, yaitu segmen menengah.
Dari segi lokasi produk PPRO diuntungkan oleh dibangunnya Light Rail Transit, yang juga diÂÂharapkan akan menjadi stimuÂÂlus bagi peningkatan harga jual di masa mendatang maupun tingkat penyerapan dari proyek unggulan PPRO, Grand Kamala Lagoon, yang berlokasi di BekaÂÂsi dan akan memiliki akses yang mudah menuju fasilitas transÂÂportasi umum tersebut.
Melemahnya ekonomi doÂÂmestik dan global memang berÂÂimbas negatif terhadap industri properti di Tanah Air. Namun, PPRO termasuk salah satu peÂÂrusahaan properti yang memÂÂbukukan pertumbuhan penjualan yang positif selama tahun 2015.
Pada tahun tersebut, penÂÂjualan PPRO tumbuh di atas rata-rata inÂÂdusÂÂt r i dan bahÂÂkan memÂÂb u k u k a n pertumbuhan penjualan tertÂÂinggi di industri, yakni 154 p e r s e n s e c a r a year-on-year. (Winda/bisnis
Bagi Halaman