JAKARTA, Today – Penggunaan batu alam untuk ornamen rumah banyak diÂgunakan. Mulai dari dinding, lantai, hingÂga ornamen pilar. Warna dan jenisnya pun beragam.
Batu alam biasa digunakan dalam unsur rumah sebagai dekorasi baik dari interior atau eksterior rumah. Namun dalam menggunakannya, ada baiknya tidak sembarang memasang.
Ada beberapa hal yang harus diperÂhatikan apabila akan menggunakan batu alam untuk rumah. Mulai dari memahaÂmi sifat batu, hingga mencermati bahan-bahan pendukung.
Perlu diketahui, batu alam memiliki dua sifat, yakni solid atau nonsolid. Batu yang bersifat solid umumnya untuk eleÂmen eksterior maupun interior. Di mana jenis batu ini memiliki sifat fisik yang paÂdat, kuat, keras, dan tidak mudah patah.
Batuan ini tidak menyerap air karena tidak mempunyai pori-pori atau bersifat porositas. Karena tidak menyerap air, jenis batu solid tidak mudah berlumut. Sebab, tidak ada ruang untuk air dan udara masuk. Oleh sebab itu, batu solid tepat diterapkan pada eksterior rumah.
Berbeda dengan batu solid, batu nonÂsolid lebih tepat digunakan untuk baÂgian interior rumah. Karakteristik batu nonsolid antara lain lembut, mudah dibentuk, dan bersifat porositas. Batu ini mudah menyerap air dan terdapat celah-celah udara masuk sehingga mudah berÂlumut.
Jika dilihat dari warna, keduanya memiliki ciri yang berbeda. Batu nonÂsolid biasanya berwarna cerah dan lebÂih menarik daripada batuan nonsolid. Karenanya, tak sedikit pemilik rumah terdorong untuk menerapkan batuan nonsolid untuk eksterior rumah.
Menerapkan batuan nonsolid di ekÂsterior sah-sah saja, asalkan telaten merÂawatnya. Batuan ini cenderung memiliki sifat sensitif terhadap cuaca.
Setelah mengetahui sifat batu, selanÂjutnya adalah serasikan dengan gaya ruÂmah yang diinginkan.
Jika rumah bergaya minimalis modern maka penerapan batu alam sebaiknya memilih tekstur yang polos serta warna yang tidak mencolok agar menyatu denÂgan gaya bangunan. Contoh batu tipe rumah minimalis adalah andesit, purwaÂkarta, dan salagendang.
Pemasangan batu alam untuk rumah minimalis harus menggunakan pola yang rapi dan sederhana berbentuk susun sirÂih, bujur sangkar, kombinasi, dan lurus.
Bila konsep rumah bergaya Eropa klasik atau Mediterania, batu alam yang digunakan sebaiknya yang bersifat semiÂformal, elegan, dan kokoh. Contoh batu yang tepat untuk Mediterania antara lain pacitoroso, baligreen, palimanan, dan paras jogja.
Rumah bergaya tropis sebaiknya menggunakan batu dengan pola pemaÂsangan yang terlihat fleksibel dan tidak kaku, seperti pola koboi Bandung dan pola acak. Warna batu sebaiknya dipÂilih warna yang kalem atau gelap, seperti batu andesit, purwakarta, salgendang, dan lain-lain.
Terakhir, rumah bergaya tradisional modern. Penyusunan bisa menggunakan pola acak agar lebih terlihat alami. Jenis batu alam yang bisa digunakan antara lain batu kali belah, candi belah, bronjol pelabuhan.
Tahukah Anda bahwa harga batu alam memiliki variasi harga? Semakin solid batu maka semakin tinggi pula harga jualnya. Kira-kira sebesar Rp 55 ribu–Rp 170 ribu per meter persegi.
Itu baru harga batu saja. Di pasaran, harga batu akan dikombinasikan dengan harga pemasangan ( jasa). Jika sudah diÂgabung, kira-kira kisaran harga sebesar Rp 300 ribu hingga Rp 800 ribu.
Oleh karena itu, perlu selektivitas dan melakukan survei dahulu untuk mengÂetahui harga setiap jenis batu alam. Bila budget terbatas, bisa mengkombinasikan batu sesuai dengan patokan harganya (mahal dan ekonomis). (Winda/NET/ ed:Mina)
Bagi Halaman