Untitled-3MENUJU hari raya Idul Fitri yang semakin dekat, momen Lebaran ini justru identik dengan salam tempel menggunakan amplop berisikan lembaran uang kertas baru. Dengan tradisi tersebut, peluang bisnis amplop Lebaran menjadi kian terbuka lebar.

Oleh : Winda Herviana
[email protected]

Motif dan gambar-gambar lucu pun jadi incaran para pembeli untuk di­berikan kepada anak-anak kecil. Kalangan pedagang musiman memanfaatkan peluang terse­but dengan menjual amplop Lebaran yang dijual.

“Amplop Lebaran memang menjadi incaran, karena me­mang sering dibagikan kepada anak kecil bagi mereka yang sudah bekerja,” ungkap Salim Hidayat, penjual amplop di ka­wasan Pasar Anyar, Bogor.

Salim mengatakan, ramain­ya penjualan amplop ini baru terlihat ramai saat memasuki seminggu sebelum Lebaran. Sa­lim mengaku, produsen amplop Lebaran ialah rekannya sendiri yang tinggal di kawasan Jalan Pemuda, Bogor.

“Jadi ini memang pengerjaan teman-teman saya. Dari desain, cetak hingga pengemasan di sana. Sudah hampir em­pat tahun s e l a m a b u l a n Ramadan kita pasti menjual am­plop Lebaran,” tutur Salim.

Untuk tiga bungkus amplop lebaran ukuran kecil dibanderol harga Rp 10 ribu. Satu bungkus­nya berisi 10 amplop.

“Kalau yang besar tetap har­ga Rp 10 ribu untuk tiga bungkus amplop, tapi isi amplopnya han­ya lima saja,” terangnya.

Salim mengaku, keuntungan yang didapatnya selama berjua­lan amplop animasi Lebaran ini bisa mencapai Rp 200 ribu per harinya. “Tahun lalu, satu min­ggu sebelum Lebaran penjua­lan akan meningkat. Waktu itu pendapatan saya bisa mencapai sampai Rp 500 ribu per hari. Semoga tahun ini juga sama, bahkan bisa lebih,” tutur Salim.

Amplop yang dijualnya ini terbilang awet sehingga diakui oleh Salim, jika amplop ada yang tak terjual habis maka akan disimpan untuk dijual kembali pada tahun berikutnya.

“Tapi kita lihat dulu, jika memang ada yang cacat atau lecek tak akan kita jual lagi. In­tinya saya pun ingin menjual ba­rang yang masih bagus, tak mau sampai pembeli kecewa,” kat­anya. Rata-rata amplop yang di­jual ialah bergambarkan tokoh-tokoh kartun yang tenar di layar kaca. “Memang kan kalau saya lihat tradisi ini memang untuk anak kecil ya, jadi kami sesuai­kan desainnya untuk anak-anak, seperti kartun doraemon, hello kitty, dan ipin upin. Jadi berwar­na dan lucu,” ungkapnya.

Sehari-hari, Salim merupak­an seorang penjual Mie Ayam Super di kawasan Pasar Anyar. Dengan momen Lebaran seperti ini, diyakini Salim sangat men­guntungkan untuknya.

“Siang saya berjualan am­plop, sore hari nanti saya jua­lan mie ayam sampai malam. Ya yang penting kan usaha sendiri. Saya harus berusaha lebih keras agar bisa ikut meray­a k a n Lebaran,” papar Salim tertawa. (ed:Mina)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================