Untitled-1Seorang bocah bernama Ariya Permana belakangan menjadi buah bibir masyarakat. Bocah yang baru berusia 10 tahun itu memiliki bobot 188 kg atau hampir 2 kuintal.

ARIYA adalah anak pasan­gan Ade Somantri (40) dana Rokayah (34). Keluarga ini tinggal di rumah sederhana di Kampung Pasirpining, Desa Cipurwasari, RT 2 RW 1, Keca­matan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Bocah kelahiran 15 Februari 2006 itu sebenarnya lahir dengan bobot normal, yakni 3,8 Kg. Namun seiring waktu, bobot tubuhnya terus bertambah. Bahkan saat memasuki usia delapan tahun, berat Ariya sudah mencapai satu kuintal.

“Puncaknya pas umur delapan ke sepuluh bobotnya naik sampai 192 Kg,” jelas Ade Somantri, kemarin.

Beberapa waktu lalu Ariya pun sempat diba­wa untuk diperiksa oleh tim dokter di RS Bersa­lin Asih, Panglima Polim, Jakarta Selatan. Hasilnya bo­bot Ariya pertanggal 15 Mei 2016 turun hingga 188 Kg. Meski memiliki bobot tidak seperti anak pada umumnya, Ari­ya tetap bisa beraktivitas meski terbatas. Bahkan sejak berat badannya turun, Ariya kini sudah mulai bisa berjalan cukup jauh. “Dulu jalan lima sampai sepuluh meter sudah capek. Sekarang jalan 30 meter sudah bisa, walaupun ada istirahatnya,” tutur Ade yang sehari-hari bekerja sebagai satpam pabrik kertas itu.

Ade berkata, anaknya sehat meski memiliki bobot yang tidak wajar. “Alhamdullilah setelah diperiksa semuanya sehat, mulai dari jantung, darah, dan lain-lain. Kata dokter ini besar begini bukan lemak, tapi daging,” katanya.

BACA JUGA :  Nobar Timnas Indonesia, Dirut Tirta Pakuan: Dukung Perjuangan Anak Bangsa

Sejak ramai menjadi buah bibir masyarakat, Ariya Permana (10), bocah ‘raksasa’ berbobot 188 kg itu banyak mendapat perhatian. Bahkan, sejumlah masyarakat dan lembaga berbon­dong-bondong untuk membantunya.

Ade mengatakan, sejak anaknya terkenal, rumahnya mulai sering didatangi oleh orang yang ingin membantu. Bahkan, be­berapa waktu lalu Ariya diantarkan ke salah seorang dokter dan ahli gizi untuk diperiksa. “Setelah dicek anak saya sehat. Hanya saja disarankan untuk diet,” kata dia.

Sejak saat itu Ariya pun menjalani diet ketat dengan men­gurangi porsi makan dan memperbanyak konsumsi buah-buah­an. Selain itu, Ariya mengurangi konsumsi minuman manis dan menggantinya dengan air mineral.

Sebelumnya, kata Ade, anaknya itu memiliki nafsu makan yang sangat besar. Bahkan, dalam waktu satu hari Ariya bisa makan hingga lima kali dalam porsi orang dewasa. Untuk lauk pauk, Ariya gemar memakan ayam dan daging merah dibanding dengan sayuran. “Sekarang mulai diet ganti berasnya jadi beras merah. Lalu ayam dan daging dikurangi. Dan sekarang diperban­yak buah-buahan. Dia paling senang itu pisang. Berapa pun dia makan, kalau diikuti sehari bisa satu sisir (pisang) habis,” katanya.

Bahkan sejak seminggu terakhir Ariya pun sudah mulai ber­puasa penuh. “Sebelumnya dia puasa, tapi kalau siang lapar makan. Tapi seminggu ini dia puasa full dari Subuh sampai Magrib,” ucap Ade.

BACA JUGA :  Kecelakaan Pengendara Motor Tewas di Sukabumi, Masuk Kolong Mobil

Ariya juga tak kuat berjalan ke sekolah. Dia pun terpaksa belajar di rumah. Ariya sebenarnya adalah sosok yang pandai. Hal itu terbukti dari raihan prestasinya selama menjadi murid di SDN Cipurwasari 1. Sejak duduk di bangku kelas satu hingga kelas tiga, Ariya selalu mendapat rangking satu di kelasnya.

Sayangnya kini prestasi bocah riang ini mulai menurun lantaran selama setahun terakhir dia harus belajar di rumah karena tak kuat lagi berjalan ke sekolah.

“Tahun ini prestasinya turun, walaupun masih rangking. Soalnya mungkin beda ya, sekolah di kelas langsung sama guru datang ke rumah setiap tiga hari sekali,” jelas Ade.

Ternyata prestasi yang diraih Ariya adalah buah dari ke­biasaannya yang hobi membaca buku. “Ini kalau dapat buku baru, dia terus baca. Kalau belum habis itu bacaan, dia terus saja diam membaca. Sehari bisa tiga buku dia baca. Bukunya apa saja, pelajaran atau komik dia suka,” tuturnya.

Meski demikian, Ariya adalah bocah berumur 10 tahun yang masih sering bermain dengan teman-temannya. Bahkan, sesekali Ariya berjalan ke luar rumah untuk sekadar bermain karambol atau bermain air di kolam yang biasa dia gunakan untuk mandi. Tidak hanya itu, semenjak diberi hadiah oleh seseorang berupa smartphone, Ariya pun kini menyelingi hobinya membaca buku dengan sesekali bermain game. (Yuska Apitya Aji/ed:Mina)

 

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================