BOGOR, Today – Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto menilai pembiÂnaan terhadap generasi muda telah gagal dan kegagalan tersebut menÂjadi tanggung jawab semua pihak.
“Situasi saat ini sangat daruÂrat, jika kita tidak segera merapatÂkan barisan, ini akan menjadi bom waktu,†kata Bima. Walikota Bogor memanggil sejumlah kepada sekoÂlah dan Dinas Pendidikan menindaÂklanjuti hasil razia gabungan yang menangkap puluhan serta mengaÂmankan ratusan pelajar yang terliÂbat tawuran saat melakukan “sahur on the road†(SOTR). Bima menyamÂpaikan, saat melakukan razia gabunÂgan, terlihat nafsu membunuh yang begitu besar dari para remaja terseÂbut. Mulai dari senjata tajam yang mereka bawa hingga kenekatannya melakukan perlawanan.
“Dari semua remaja yang terÂciduk operasi gabungan selama tiga hari, ada yang statusnya masih sekolah, ada juga alumni dan ada juga yang putus sekolah,†katanya.
Menyikapi situasi tersebut, dia menyampaikan langsung secara khusus kepada Presiden Joko WidoÂdo dan Pangdam Siliwangi terkait situasi generasi muda saat ini khuÂsusnya yang dihadapi Kota Bogor.
“Dalam pertemuan kemarin dengan Presiden dan Pangdam SiliÂwangi saya sampaikan kondisi ini, saya menginformasikan agar kita rapatkan barisan, jangan sampai kejadian ini dianggap sesuatu yang biasa,†katanya. Kepala Dinas PenÂdidikan Kota Bogor Edgar Suratman menyatakan, siap untuk menindakÂlanjuti penanganan penyimpangan perilaku para pelajar di Kota Bogor lebih intensif dari hulu hingga hilir.
“Kita berupaya mengeliminir potensi yang mengarah pada perilaku negatif para remaja,†katÂanya. Menurut Edgar, situasi saat ini menjadi pelajaran bagi semua pihak agar dapat melakukan pembenahan dan perbaikan dalam pembinaan generasi muda di Kota Bogor suaya dapat menjadi sumber daya manuÂsia yang potensial.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas sanksi tegas yang akan diÂberikan kepada pelajar atau sekolah yang terlibat tawuran dan perilaku menyimpang lainnya. Salah satunya pemberhentian siswa yang terlibat. Namun, sejumlah sekolah yang hadir sepakat meminta walikota meninjau kembali dengan memperÂtimbangan masukan, kegiatan dan program yang sudah dilaksanakan sekolah dalam menangkal penyimÂpangan perilaku pelajarnya.
Setiap sekolah menyatakan telah melakukan pemetaan potensi penyimpangan para pelajar. Selain itu juga, sudah menyampaikan inÂstruksi serta imbauan Pemkot BoÂgor terkait larangan SOTR.
Tawuran yang terjadi di luar perkiraan sekolah karena berlangÂsung saat hari libur sekolah dan tenÂgah malam yang di luar tanggung jawab sekolah. Peran orangtua seÂharusnya lebih ditingkatkan dalam memantau pergaulan anak di luar sekolah.
Dalam pertemuan tersebut disÂepakati kejadian tersebut menjadi bahan evaluasi dan proses pengaÂjaran yang dilaksanakan sekolah harus bersinergi dengan orangÂtua siswa.“Pemkot Bogor beserta Polres Kota dan dan Kodim serta pemangku kepentingan lainnya akan lebih keras menindak kenakaÂlan remaja, terutama dalam peredaÂran minuman keras dan narkoba,†kata Bima.
Bima menambahkan, peran keÂluarga sebagai benteng utama haÂrus dioptimalkan dengan mencoba metode pendidikan orangtua teruÂtama bagi orangtua yang bermaÂsalah. (Latifa/NET/ed:Mina)
Bagi Halaman