BOGOR, Today – Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto menilai pembi­naan terhadap generasi muda telah gagal dan kegagalan tersebut men­jadi tanggung jawab semua pihak.

“Situasi saat ini sangat daru­rat, jika kita tidak segera merapat­kan barisan, ini akan menjadi bom waktu,” kata Bima. Walikota Bogor memanggil sejumlah kepada seko­lah dan Dinas Pendidikan meninda­klanjuti hasil razia gabungan yang menangkap puluhan serta menga­mankan ratusan pelajar yang terli­bat tawuran saat melakukan “sahur on the road” (SOTR). Bima menyam­paikan, saat melakukan razia gabun­gan, terlihat nafsu membunuh yang begitu besar dari para remaja terse­but. Mulai dari senjata tajam yang mereka bawa hingga kenekatannya melakukan perlawanan.

“Dari semua remaja yang ter­ciduk operasi gabungan selama tiga hari, ada yang statusnya masih sekolah, ada juga alumni dan ada juga yang putus sekolah,” katanya.

Menyikapi situasi tersebut, dia menyampaikan langsung secara khusus kepada Presiden Joko Wido­do dan Pangdam Siliwangi terkait situasi generasi muda saat ini khu­susnya yang dihadapi Kota Bogor.

BACA JUGA :  Hardiknas 2024, Great Edunesia Soroti Perubahan Pendidikan di Indonesia

“Dalam pertemuan kemarin dengan Presiden dan Pangdam Sili­wangi saya sampaikan kondisi ini, saya menginformasikan agar kita rapatkan barisan, jangan sampai kejadian ini dianggap sesuatu yang biasa,” katanya. Kepala Dinas Pen­didikan Kota Bogor Edgar Suratman menyatakan, siap untuk menindak­lanjuti penanganan penyimpangan perilaku para pelajar di Kota Bogor lebih intensif dari hulu hingga hilir.

“Kita berupaya mengeliminir potensi yang mengarah pada perilaku negatif para remaja,” kat­anya. Menurut Edgar, situasi saat ini menjadi pelajaran bagi semua pihak agar dapat melakukan pembenahan dan perbaikan dalam pembinaan generasi muda di Kota Bogor suaya dapat menjadi sumber daya manu­sia yang potensial.

Dalam pertemuan tersebut juga dibahas sanksi tegas yang akan di­berikan kepada pelajar atau sekolah yang terlibat tawuran dan perilaku menyimpang lainnya. Salah satunya pemberhentian siswa yang terlibat. Namun, sejumlah sekolah yang hadir sepakat meminta walikota meninjau kembali dengan memper­timbangan masukan, kegiatan dan program yang sudah dilaksanakan sekolah dalam menangkal penyim­pangan perilaku pelajarnya.

BACA JUGA :  Hardiknas 2024, Great Edunesia Soroti Perubahan Pendidikan di Indonesia

Setiap sekolah menyatakan telah melakukan pemetaan potensi penyimpangan para pelajar. Selain itu juga, sudah menyampaikan in­struksi serta imbauan Pemkot Bo­gor terkait larangan SOTR.

Tawuran yang terjadi di luar perkiraan sekolah karena berlang­sung saat hari libur sekolah dan ten­gah malam yang di luar tanggung jawab sekolah. Peran orangtua se­harusnya lebih ditingkatkan dalam memantau pergaulan anak di luar sekolah.

Dalam pertemuan tersebut dis­epakati kejadian tersebut menjadi bahan evaluasi dan proses penga­jaran yang dilaksanakan sekolah harus bersinergi dengan orang­tua siswa.“Pemkot Bogor beserta Polres Kota dan dan Kodim serta pemangku kepentingan lainnya akan lebih keras menindak kenaka­lan remaja, terutama dalam pereda­ran minuman keras dan narkoba,” kata Bima.

Bima menambahkan, peran ke­luarga sebagai benteng utama ha­rus dioptimalkan dengan mencoba metode pendidikan orangtua teru­tama bagi orangtua yang berma­salah. (Latifa/NET/ed:Mina)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================