Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar mengantar anak ke gerbang sekolah, tapi menemui gurunya juga. Sebab, pendidikan itu kolaborasi anÂtara pendidik di rumah dan di sekoÂlah, yakni guru dan orangtua. Agar bisa mencapainya, dia melanjutkan, komunikasi di kedua pihak ini harus dijalankan sebaik mungkin.
Ia juga mengingatkan para guru agar bisa membiarkan anak belajar dengan caranya sendiri. Tugas para guru termasuk para orangtua hanya perlu mendorongnya lebih rajin lagi. “Jangan pakai cara kita, karena cara kita dengan anak kita sekarang beda. Ini karena anak-anak kita hidup di masa beda. Oleh sebab itu, jangan diÂdik mereka dengan cara era kita yang beda. Kita semua sama-sama pembelaÂjar,†katanya.
Anies menambahkan, ia berharap para guru bisa menjadikan tahun belaÂjar ini mengesankan dan menyenangÂkan bagi anak-anak.
Walikota Bogor Bima Arya yang mendampingi tidak ketinggalan meÂnyampaikan sangat mendukung gerÂakan tersebut. “Sejuta persen kami mendukung gerakan ini. Ini merupakÂan momen bersejarah dan membangÂgakan bagi si anak karenanya saya menÂgizinkan PNS di lingkungan Pemkot Bogor untuk mengantarkan anaknya ke sekolah pada hari pertama sekolah seÂbelum ke kantor,†dukung Bima.
Bima menyakini hal ini tidak akan terganggu pekerjaan. Bima menÂgatakan, karena memang pekerjaan tidak ada habisnya maka setelah seleÂsai mengantar para pegawai bisa kembaÂli dan melanjutkan pekerjaannya lagi. Pada hari pertama masuk sekolah di SDN Polisi 1 Bogor terlihat para siswa berbaris dengan sangat antusias usai liburan kenaikan keÂlas dan Lebaran.
Bima juga memÂpersilakan seluruh PNS alias aparatur sipil negara (ASN) unÂtuk mengantarkan anaknya di hari perÂtama sekolah (HPS). Baginya, HPS menjadi momen penting bagi orangtua dan anak unÂtuk lebih dekat. “Saya tidak melarang ASN Kota Bogor untuk terÂlambat masuk kantor hari ini,†kata dia.
Dia mengaku mendukung imbauan Mendikbud Anies Baswedan soal HPS. Karena dengan mengantarkan buah hati saat HPS, si anak akan terlihat bahagia. “Mengantar anak saat HPS harus menÂjadi budaya kita. Karena ini sangat posiÂtif dampaknya. Tapi, mengantar anak bukan berarti selama perjalanan diam saja, orangtua sibuk telepon, anak sibuk main gadget. Jadi perlu ada komunikasi antara anak dan orangtua biar anak senang serta termotivasi,†paparnya.(Herza mgg|Yuska Apitya|ed:Mina)