“Standar syarat pembi­ayaan yang dipenuhi nasa­bah tidak berubah. Nasabah yang tidak layak dibiayai tidak akan kami biayai,” tandas Jerry.

Hingga Juni 2016, NPF FIF tercatat sebesar 1,4%. Angka ini terbilang stabil jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Meski demikian, kenaikan NPF berpeluang terjadi pasca Lebaran lalu. Kenaikan NPF dinilai wajar karena hari kerja berkurang.

Di sisi lain, Jerry optimis­tis, kondisi semester II ini pembiayaan kendaraan ber­motor akan lebih menggeli­at. Produk baru dari pabrik motor lazim turut men­dongkrak penyaluran pem­biayaan.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Pria Bertato di Pantai Imorenggo

Djaja Suryanto Sutandar, Direktur Utama Wahana Ott­omitra Multiartha (WOM Fi­nance) juga bilang, pihakn­ya tetap akan menerapkan uang muka untuk pembi­ayaan. Ini dilakukan untuk mengurangi risiko kredit macet.

WOM juga tak mengingin­kan pembiayaan terlalu di­pacu tanpa memperhatikan kualitas kredit. Sebab, po­tensi kenaikan kredit macet naik tetap ada sejalan den­gan melemahnya ekonomi dalam negeri.

BACA JUGA :  Nobar Timnas Garuda Muda di Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto: Doakan Skuad Besutan Shin Tae-yong Lawan Irak dan Raih Tiket Olimpiade Paris 2024

Meski begitu, Djaja setuju DP tidak perlu diatur se­cara ketat. Sebab, multifi­nance secara natural telah menjaga kualitas kreditnya masing-masing. Rasio kredit macet gross WOM Finance hingga Juni 2016 mencapai 3%.

Pembiayaan kendaraan bermotor pada Mei 2016 secara year on year (yoy) cuma tumbuh 2,66%. Data statistik OJK mencatat, penyaluran pembiayaan konsumen hingga Mei 2016 tercatat sebanyak Rp 255,05 triliun.

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================