Direktur Treasury BNI, Panji Irwan mengatakan, kenaikan kredit cukup tinggi dikontribusi­kan oleh segmen kredit bisnis banking yang naik 25,6% yoy menjadi Rp 260,79 triliun. Seg­men bisnis banking atau segmen bisnis produktif ini tercatat me­nyumbang 73% dari total kredit BNI. Sebagai gambaran, bebera­pa segmen yang tercakup pada bisnis banking ini adalah sektor korporasi, BUMN, menengah dan kecil.

Tercatat sampai semester 1 2016, beberapa sektor kredit yang masuk ke dalam segmen bisnis banking yang mengalami pertumbuhan cukup besar dian­taranya kredit ke segmen BUMN yang naik 28,6% yoy. Selain itu, ada juga segmen kredit menen­gah yang naik 34,6% yoy.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Selasa 30 April 2024

Menurut Baiquni, pada se­mester II 2016, BNI akan me­nambah outlet untuk menam­bah penyaluran kredit. Hal ini dilakukan dengan melihat ca­bang yang mempunyai potensi kredit usaha rakyat (KUR) cukup tinggi. Selain itu, sampai akhir tahun, BNI akan menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan(NPL) di bawah 3%.

BACA JUGA :  Pemkab Bogor Gaungkan Program Ekonomi Hijau untuk Peringati Hari Otda ke-XXVIII

Sampai akhir semester I 2016, tercatat beberapa rasio seperti NPL gross masih berada diangka 3% atau relatif sama dibandingkan dengan tahun lalu yaitu 3%. Untuk menjaga kuali­tas NPL,, BNI tercatat menaik­kan coverage ratio menjadi 142,8% dari sebelumnya 138,8%. «Sampai semester dua, kami masih akan meningkatkan cov­erage ratio untuk menyesuaikan dengan industri yang ada,” ujar Baiquni. (Abdul Kadir Basala­mah/Net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================