“Maverick sudah me­mutuskan pergi dan kami tidak ingin mengekang­nya. Proyek kami dimulai dengan duet Maverick dan Aleix (Espargaro). Selanjut­nya, Aleix akan duet ber­sama Andrea (Iannone). Kami ingin pebalap yang memiliki komitmen dan motivasi besar. Kami pikir inilah yang jadi alasan ter­penting,” sebut Brivio.

“Kami memiliki hubun­gan yang baik dengan Mav­erick. Kami benar-benar me­nyukainya. Tapi bila dia ingin mengubah kariernya, maka kami harus membiarkan dia pergi. Itulah peran kami seb­agai tim” pungkasnya.

Setelah mendatangkan Andrea Iannone, Suzuki Ec­star memilih mendatangkan rising star Moto2, Alex Rins. Rins pun diharapkan bisa menjadi penerus Vinales yakni pebalap muda yang berkembang pesat bersama Suzuki.

BACA JUGA :  Jadwal Tim Bulu Tangkis Indonesia di Thomas Cup dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Brivio menyatakan ti­dak mudah baginya dan tim memilih Rins. Sebab, ada banyak pertimbangan yang harus dilakukan, mengingat Suzuki memiliki misi untuk mengembangkan pebalap muda. Brivio tak segan men­gaku bahwa sebelum memil­ih Rins, ia dan tim sempat mempertimbangkan juara Moto2 2015 Johann Zarco. Namun, pada akhirnya tim sepakat menjatuhkan pili­han kepada Rins.

“Kami memiliki opsi untuk Zarco dan Alex Rins. Sekali lagi, itu adalah pili­han yang sulit untuk kami. Bahkan, saya harus pergi ke Jepang untuk mendis­kusikannya dengan selu­ruh manajemen,” ungkap Brivio, seperti dimuat Crash, Selasa (26/7/2016).

BACA JUGA :  Shin Tae-yong Optimis Timnas Indonesia Menang Lawan Korea

“Pada akhirnya kami berpikir Rins memiliki po­tensi untuk menjadi pem­balap yang sangat bagus di masa depan. Jadi, kami memilih untuk membuat investasi dengannya dan membantunya berkem­bang. Kami berpikir dia adalah seseorang yang bisa berada di posisi top dalam satu atau dua tahun,” tam­bahnya. (Rishad/Net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================