Permasalahan banjir yang terjadi di empat kawasan Bogor Utara, yakni Cimahpar, Tegal Gundil, Cibuluh, dan Tanah Baru masih terus dibahas. Rapat Koordinasi Optimalisasi Fungsi Danau Bogor Raya pun dilakukan Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman beserta jajarannya di Ruang Rapat Paseban Narayana, Balaikota, Selasa (26/7/2016)
Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]
Usmar mengatakan, jika tidak dilakukan pengerukan pada Danau Bogor Raya secara cepat akan menimbulÂkan kerugian material. ApaÂlagi pada November 2014 banÂjir semakin meluas dari 300 Kepala Keluarga (KK) menjadi 500 KK. Pasalnya setelah diteÂlusuri dari hulu ke hilir, banjir dan longsor terjadi akibat maÂsuknya air dari Sungai CitangÂkil dan Sungai Cikeas yang tidak tertampung di danau buatan seluas 6,5 hektar itu.
“Terjadi sedimentasi menÂcapai 80 persen pada DaÂnau Bogor Raya yang hampir sama dengan rata jalan seÂhingga aliran air mengarah ke Sungai Ciluer dan membuat debit air menjadi besar,†jelas Usmar.
Pemerintah Kota Bogor, lanjut Usmar, sudah melakuÂkan beberapa upaya untuk menanggulangi banjir di BoÂgor Utara melalui rencana pembuatan kolam retensi 1 hektar di Kelurahan Tanah Baru dan 1,5 hektar di KeluÂrahan Ciluar. Namun, proses pembebasan lahan hanya berÂhasil di Tanah Baru, sementaÂra di Ciluar proses ini mengalÂami kendala. Tidak berhenti sampai di situ, Pemkot melalui Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air juga akan melakukan sodetan di 2017.
“Target kami 2017 kawasan tersebut sudah bisa bebas banjir dan kalau pengerukÂkan danau dilakukan kemenÂterian, target bisa tercapai,†tutur Usmar optimis.
Sementara itu Direktur PT. Sejahtera Eka Graha (SEG) Imam Puji Hartono mengatakan, pihaknya meruÂpakan pengembang kawasan Danau Bogor Raya namun 97 persen kepemilikan saham diÂpegang Kementerian KeuanÂgan. Hal tersebut akibat krisis moneter yang kemudian SEG dijaminkan ke Badan PenyeÂhatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu diserahkan ke KeÂmenterian Keuangan.
“Sebenarnya Danau Bogor Raya sudah ingin diserahkan ke Pemkot, tetapi peraturan fasos/ fasum harus berfungsi membuat hal tersebut tertunÂda,†terang Imam. PengerukÂkan ini sendiri baru dapat diÂlakukan setelah keluar surat dari Pemkot sebagai dasar, mengingat ini adalah aset negara.
Dari estimasti biaya pada 2012 silam terhitung sekiÂtar 10 miliar untuk melakuÂkan optimalisasi mulai dari pengerukkan, pembuatan pintu air, hingga pembuanÂgannya. Selain itu, perlu juga dilakukan kajian apakah kedalaman danau akan ditÂambah atau tidak.
“Kedalaman awal sekitar tujuh meter dengan daya tampung sekitar 420 ribu kuÂbik air yang bisa mengurangi dampak banjir. Setelah daÂnau berfungsi kembali baru akan diserahkan ke Pemkot,†pungkas Imam. (Abdul KaÂdir Basalamah/ed:Mina)
Bagi Halaman