Mak Titi mengaku, meski ketiban untung, tapi dia sempat dibuat kebinÂgungan karena pesanan yang memÂbludak. Selain harus mencari bahan baku tambahan, dia pun harus mencÂari tenaga tambahan untuk membanÂtunya membuat berbagai kerajinan.
Kesulitan pun tidak berhenti samÂpai di situ, perajin yang telah mengÂgeluti usahanya selama 25 tahun terakhir ini pun dibuat kebingungan dengan deadline yang diberikan para pelanggannya. Padahal, selama ini dia membuat barang daganganÂnya dengan alat seadanya seperti pisÂau dan golok yang telah turun menuÂrun diwariskan dari keluarga.
«Biasanya kan paling sehari cuma bikin 40 buah. Kalau seperti sekarang bisa naik sampai sepuluh kali lipat, minimal 400 buah,» katanya.
Lebih lanjut Mak Titi menÂgungkapkan, akibat permintaan yang banyak dan bahan baku yang kurang dia pun terpaksa menaikkan harga mencapai Rp3.000-Rp5.000 per satu buah barang. Hal itu pun terpaksa dia lakukan karena bahan baku yang mahal ditambah harus membayar tenaga tambahan untuk memenuhi pesanan.
Informasi saja, Bupati Dedi mengimbau warga untuk menghias gapura dan jalan untuk menyambut hari jadi Purwakarta ke-185 tahun atau 45 tahun untuk Kabupaten PurÂwakarta dengan menggunakan tujuh aksesoris berbahan baku bambu. Ketujuh aksesoris tersebut adalah ceÂtok, boboko, hihid, aseupan, nyiru, kentongan, dan ruas beas perelek. (Yuska Apitya/dtk/ed:Mina)