freddy-budimanGEMBONG narkoba berjaringan internasional Freddy Budiman memang sudah dieksekusi mati. Namun kematiannya di ujung bedil regu tembak itu ternyata masih meninggalkan kece­masan tersendiri bagi sejumlah orang tertentu yang pernah bersentuhan dengan dia.

Kecemasan itu muncul ketika Aktivis Kon­tras Haris Azhar menuliskan nyanyian Freddy Budiman tentang adanya oknum polisi, BNN, dan Bea Cukai yang ikut menikmati dari bisnis narkobanya selama bertahun-tahun. Pengakuan Freddy kepada Haris ini tentu sangat mengejut­kan banyak kalangan.

Nyanyian seperti yang disampaikan Freddy Budiman ke Haris Azhar soal dugaan keterli­batan oknum penegak hukum, tentunya sudah sering kita dengar. Namun tak pernah ada upaya mencari kebenaran dari cerita itu. Tak ada upa­ya mengungkapnya.

Itu sebabnya, nyanyian Freddy tentang ad­anya keterlibatan oknum aparat, mestinya dija­dikan momentum penting oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk melakukan pembersihan atas oknum-oknum yang gemar menikmati hasil bisnis haram. Karenanitu, menjadi sangat pent­ing kesungguhan pihak kepolisian mengungkap oknum-oknum yang memanfaatkan narkoba se­bagai ladang korupsi.

BACA JUGA :  BERGERAK BERSAMA, MELANJUTKAN MERDEKA BELAJAR

Itu sebabnya, banyak kalangan mengatakan bahwa sesungguhnya tidak ada yang baru yang disampaikan oleh Haris Azhar. Fakta dan pen­gakuan seperti itu sudah banyak disampaikan oleh berbagai pihak terkait dengan terlibatnya aparatur hukum menjadi bekingan bahkan ikut menjual narkoba, dan memeras para penge­dar besar narkoba. Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar termasuk tokoh muda yang berpendapat seperti itu.

Selama ini saja apa yang dilakukan Freddy dengan bebas berbisnis narkoba dari balik Lapas belum terungkap tuntas. Fakta operasi Freddy Budiman di penjara saja tidak pernah bisa mengungkap fakta siapa yang bermain dan pejabat mana yang menjadi dan cemain uta­manya. Nah, apa yang disampaikan Haris Azhar itu sudah sering didengar, tinggal bagaimana pi­hak kepolisian menindaklanjuti fakta-fakta dan pengakuan itu.

BACA JUGA :  REFLEKSI HARI PENDIDIKAN NASIONAL: REPRESI SISTEM PENDIDKAN DALAM BENTUK KOMERSIALISASI

Pihak kepolisian harus berani bersikap, sep­erti yang diperintahkan Presiden Joko Widodo untuk melakukan perbaikan internal. Karena bagaimanapun cerita seperti yang dituturkan Freddy selalu terdengar dan menjadi cerita di publik.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian sendiri men­gaku akan mencermati apa yang diceritakan Freddy kepada Haris Azhari, Bahkan Tito men­girim utusan khusus utuk menggali informasi mengenai ceira Freddy soal setoran ke oknum Polri itu.

Namun kesungguhan Kapolri ini akan di­tunggu masyarakat yang sudah lama merin­dukan ketegasan porli terhadap jajarannya yang korup dan gemar menyalahgunakan kekuasaan. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================