INDONESIA merupakan salah satu negara yang menÂjadi basis produksi terpentÂing bagi Toyota Group. Sejak pertama hadir di Indonesia, setidaknya Toyota Group telah menggelontorkan dana invesÂtasi lebih dari Rp 49 triliun.
Hiroyuki Fukui, Managing Officer Toyota Motor CorporaÂtion menuturkan sejak pertaÂma hadir di Indonesia, Toyota Group telah menginvestasikan lebih dari Rp 49 triliun bagi pengembangan industri otoÂmotif nasional.
“Posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi pentÂing bagi Toyota Group menÂjadikannya sebagai penyumÂbang ekspor terbesar dengan market share mencapai lebih dari 87% dari total volume ekÂspor nasional selama Semester I Tahun 2016,†ujarnya.
Dia menambahkan, guna mendukung program pemerÂintah dalam mengembangkan industri otomotif nasional dan untuk memenuhi permintaan pasar domestik, Toyota dan Daihatsu kembali melakukan kolaborasi untuk berkontribuÂsi pada bangsa Indonesia.
Pada Selasa (2/8) lalu, ToyÂota dan Daihatsu meresmikan kolaborasi terbarunya berupa Astra Toyota Calya dan Astra Daihatsu Sigra.
Kolaborasi ini merupaÂkan tonggak penting dalam perkembangan industri otoÂmotif nasional, karena produk kolaborasi seperti Calya dan Sigra dirancang khusus sesuai karakteristik kebutuhan masyarakat Indonesia dan diproduksi oleh putera puteri bangsa di Pabrik Perakitan Kendaraan, PT Astra Daihatsu Motor, di Karawang Asembly Plant, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, yang memiliki kapasitas produksi 200.000 unit per tahun. CALYA dan SIGRA telah meÂmiliki kandungan komponen lokal yang tinggi, yaitu mencaÂpai 94%.
Melalui kolaborasi ini akan terjadi peningkatan investasi, pembukaan lapangan kerja baru, peningkatan kandunÂgan komponen lokal serta transfer pengetahuan dan teknologi otomotif kepada putera-puteri bangsa, sebaÂgaimana terjadi pada kolaboÂrasi sebelumnya.
Menengok sejarah, Toyota Motor Corporation (TMC) dan Daihatsu Motor Company (DMC) telah melakukan kerÂjasama sejak 1967. Khusus di Indonesia, Toyota dan DaihatÂsu telah menghasilkan produk kolaborasi sejak 2003 seperti Avanza-Xenia, disusul Rush– Terios (2006), dan Agya–Ayla (2013) serta produk mandiri lainnya untuk memenuhi keÂbutuhan pasar domestik mauÂpun ekspor ke lebih dari 70 negara. (Yasser Arafat)
Bagi Halaman