Ia juga mengaku biaya yang dikeluarkan sudah sepadan dengan apa yang didapat sela­ma berada di Mesir. “Luar bi­asa. Paling spesial adalah saat bertemu dengan seluruh ma­hasiswa Indonesia yang berku­liah di luar negeri, seperti UK (United Kingdom, Red.), Arab Saudi, Sudan, Korea Selatan, Thailand, Afrika Selatan, dan lain-lain. Total ada sekitar 32 negara yang hadir. Tak hanya jalan-jalan saja, namun juga ilmu dan relasi yang didapat­kan,” tuturnya.

Simposium Internasional ini dibuka oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin. Beberapa pembicara pent­ing juga dihadirkan, seperti mantan Mahkamah Konsti­tusi Mahfud MD, pimpinan tertinggi Universitas Al-Azhar Grand Syekh Ahmad Thayyeb, hingga para ahli dan pakar di­bidang kepakarannya masing-masing.

BACA JUGA :  Warga Desa Cemplang Bogor Diteror Maling, Satu Bulan 5 Kali Aksi Pencurian

“Seharusnya ada Anies Bas­wedan juga datang sebagai menteri. Namun karena wak­tu itu ada reshuffle menteri, sehingga beliau batal hadir. Sempat video call dengan dia, dia terharu dan nangis tidak bisa kesana,” tambahnya.

Menurutnya, banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang belum laik bahkan jauh dari kata laik, terutama di wilayah pedalaman. “Atas dasar itulah perlu diren­canakan revitalisasi 1000 sekolah di Indonesia. Ide ini yang mence­tuskan ketua PPI Thailand, se­dangkan PPI Italia akan menjadi pengawasnya,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Menu Makan Malam dengan Bihun Goreng Sapi yang Lezat Gurih dan Praktis

Ia juga berpesan kepada para pemuda khususnya di Kota Bo­gor agar jangan cepat merasa puas dalam berprestasi. “Gapai mimpimu setiap hari dan buat target. Jangan pernah menyerah karena proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Maju terus pelajar Indonesia,” tutupnya. (Abdul Kadir Basalamah)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================