Ia juga mengaku biaya yang dikeluarkan sudah sepadan dengan apa yang didapat sela­ma berada di Mesir. “Luar bi­asa. Paling spesial adalah saat bertemu dengan seluruh ma­hasiswa Indonesia yang berku­liah di luar negeri, seperti UK (United Kingdom, Red.), Arab Saudi, Sudan, Korea Selatan, Thailand, Afrika Selatan, dan lain-lain. Total ada sekitar 32 negara yang hadir. Tak hanya jalan-jalan saja, namun juga ilmu dan relasi yang didapat­kan,” tuturnya.

Simposium Internasional ini dibuka oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin. Beberapa pembicara pent­ing juga dihadirkan, seperti mantan Mahkamah Konsti­tusi Mahfud MD, pimpinan tertinggi Universitas Al-Azhar Grand Syekh Ahmad Thayyeb, hingga para ahli dan pakar di­bidang kepakarannya masing-masing.

BACA JUGA :  Hasil Thomas Cup 2024, Tim Bulu Tangkis Indonesia Kalahkan Inggris 5-0

“Seharusnya ada Anies Bas­wedan juga datang sebagai menteri. Namun karena wak­tu itu ada reshuffle menteri, sehingga beliau batal hadir. Sempat video call dengan dia, dia terharu dan nangis tidak bisa kesana,” tambahnya.

Menurutnya, banyak seko­lah-sekolah di Indonesia yang belum laik bahkan jauh dari kata laik, terutama di wilayah pedalaman. “Atas dasar itulah perlu direncanakan revitalisa­si 1000 sekolah di Indonesia. Ide ini yang mencetuskan ket­ua PPI Thailand, sedangkan PPI Italia akan menjadi penga­wasnya,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Pemkab Bogor Raih Penghargaan Terbaik Pertama Standar Pelayanan Minimal (SPM) Awards Tahun 2024 Tingkat Nasional

Ia juga berpesan kepada para pemuda khususnya di Kota Bo­gor agar jangan cepat merasa puas dalam berprestasi. “Gapai mimpimu setiap hari dan buat target. Jangan pernah menyerah karena proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Maju terus pelajar Indonesia,” tutupnya. (Abdul Kadir Basalamah)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================