Porsi terbesar kedua diÂpegang oleh Sumatera dengan 22,02%. Selanjutnya KalimanÂtan 7,61%, Sulawesi 6,08%, Bali dan Nusa Tenggara 3,13% serta Maluku dan Papua 2,35%. “Kawasan Indonesia timur sebenarnya sudah tumÂbuh tapi porsinya masih kecil dibandingkan Jawa dan SumaÂtera,†ujarnya.
Sementara itu, untuk laju pertumbuhan tertinggi terjadi di Sulawesi dengan 8,49%. KeÂmudian adalah Bali dan Nusa Tenggara sebesar 7,36% dan Jawa sebesar 5,73%.
Sumatera tetap tumbuh sebesar 4,49%, akan tetapi unÂtuk wilayah Maluku dan Papua justru mengalami penurunan sebesar -1,57%.
Suryamin juga menyebutÂkan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2016 ditopang konÂsumsi rumah tangga yang naik ke 5,04% di kuartal II-2016 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,97%. “PertumbuÂhan kuartal kedua berdasarÂkan pengeluaran, konsumsi rumah tangga 5,04%, tahun lalu 4,97%. Karena indusÂtri akomodasi, transportasi, rumah makan itu meningÂkat. Dari sisi transportasi, ini karena arus mudik juga memberikan peran. Upah buÂruh ada THR, gaji ke-13 dan 14 PNS, bansos, dan lainnya,†paparnya.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2016 juga ditopang oleh Lembaga Non Profit Rumah Tangga yang tercatat 6,72%. Memang lebih rendah karena tidak banyak aktivitas seperti sosial politik dan lain-lain.]\
Konsumsi pemerintah terÂcatat 6,28% di kuartal II-2016 dibandingkan kuartal II-2015 sebesar 2,61%. “Ini terutama karena belanja pegawai dan barang,†ujarnya.
Sementaar, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) kuartal II-2016 tercatat 5,06%, dibandingkan kuartal II-2016 sebesar 3,88%. “Karena pengeÂluaran pemerintah untuk modal dan realisasi investasi yang tinggi dan usaha UMKM meningkat. Sementara ekspor -2,73%, dibandingkan dengan tahun lalu sudah membaik dan impor -3,01%,†tandasnya.(Yuska Apitya/dtk)