RIO DE JANEIRO, Today – Tangis pilu mengiringi langkah petenis noÂmor satu dunia Novak Djokovic meÂninggalkan lapangan. Lagi-lagi, wakil Serbia itu gagal di arena Olimpiade, prestasi tinggi yang belum pernah digapainya untuk melengkapi sedeÂret prestasi emas dari ajang bergengsi lainnya.
Pada Olimpaide Beijing 2008, Djokovic dikalahkan rival beratnya, Rafael Nadal, di semifinal dan harus puas pulang dengan medali perunggu. Di London 2012, ia gagal medapat medali setelah pada perebutan peÂrunggu dikalahkan Juan Martin del Potro dari Argentina.
Kini, di Rio 2016, lagi-lagi Djokovic pulang dengan tangan hampa setelah langsung tumbang di babak pertama, lagi-lagi di tangan Del Potro, si jangÂkung yang belum lama kembali ke arena akibat cedera pergelangan tanÂgan berkepanjangan. Pada pertandÂingan yang berlangsung Minggu, 7 Agustus 2016 itu, Djokovic menyerah dengan dua kali tie break 6-7 (4), 6-7 (2).
Setelah pertandingan, kedua peÂmain itu sama-sama menangis saat berpelukan di net. Djokovic harus menunggu empat tahun lagi untuk bisa melengkapi prestasi emasnya dengan medali emas Olimpiade, dan saat itu usianya sudah 33 tahun.