Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono mengaku keberatan. “Ya kalau dibilang keberatan, tentu saja. Kok kita (markas) dijadikan objek mainan dunia maya. Nanti saya laporkan dulu ke Kapolda,†ujar Awi.
Markas Polda Metro Jaya memang terbuka untuk maÂsyarakat umum karena memÂberikan pelayanan kepada masyarakat, misalnya menerÂima laporan dan lainnya. NaÂmun dengan adanya pokemon di kantor polisi, dikhawatirÂkan masyarakat akan datang berbondong-bondong ke marÂkas untuk mencari pokemon. “Yang ditakutkan masyarakat berbondong-bondong ke PolÂda untuk mencari pokemon yang sesuai digambarkan di situ. Walau kita pelayanan kepolisian, tetapi ada hal-hal yang tidak bisa didatangi oleh publik,†imbuhnya.
Ada beberapa wilayah terÂbatas yang dijadikan sebagai pokestop, yang seharusnya tiÂdak didekati oleh publik. Salah satunya yakni helipad di GeÂdung Sabhara Polda Metro Jaya.
Selain di helipad, pokeÂstop juga terdapat di depan Gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus, di depan Gedung Utama Polda Metro Jaya, di depan Gedung Traffic Management Center (TMC), Masjid Al-Kautsar dan musala di dekat lokasi cek fisik Samsat Jaksel.
Juga terdapat sejumkah monster Pokemon di area markas Polda Metro Jaya, sepÂerti pidgeot, rattata, pidgey, kakuna, poliwag dan lainnya. Aplikasi Pokemon GO ini berÂsumber data dari google map, sehingga sejumlah lokasi menÂjadi sasaran Pokestop.
(Yuska Apitya/net)