Ahli sepakat bahwa cara otak pria dan wanita dalam menghadapi tekanan masalah berbeda. Pria umumnya dipandang lebih santai sementara wanita dipandang lebih ‘memikirkan’ sesuatu.
Oleh : Calviano Nathanael
[email protected]
Hal ini dijelaskan secara ilmiah dalam jurnal Molecular Psychiatry karena sel-sel otak wanita lebih peka terhaÂdap hormon stres bernama corticoÂtropinreleasing factor (CRF). dr Rita Valentino selaku salah satu peneliti mengatakan setiÂdaknya wanita lebih rentan mengalami stres hingga dua kali lipat dibandingkan pria.
Berkaitan dengan hal tersebut menariknya studi terbaru yang di publikasi di jurnal Public Health menemukan bahwa meski wanita rentan untuk stres, namun pria yang jusÂtru rentan terkena depresi. Shervin Assari dari DeparteÂmen Psikiatri, University of Michigan, mengatakan stuÂdi jangka panjang 25 tahun melihat bahwa stressor (fakÂtor pemicu stres) lebih berisiko 50% memicu depresi pada pria daripada wanita. Alasannya tak dikÂetahui pasti namun peneliti berkesimpulan kemungkinan karena pria tak terbiasa menghaÂdapi stres.
“Ada kemungkinan bahwa ekspos kumulatif terhadap stres dapat membantu membentuk kekebalan terhadap stressor tersebut. Dengan kata lain, orang-orang yang sering berkutat dengan stres dapat terbiasa,†kata Assari sepÂerti dikutip dari Medical Daily.
“Jadi kelompok sosial yang paling minim terpapar stressor mungkin pada waktu yang bersamaan juga kelompok yang paling rentan,†sambung Assari.
Satu hal lainnya yang juga diduga tuÂrut berkontribusi membuat pria lebih rentan adalah adanya pandangan yang melihat depresi di kalangan pria sebagai suatu ‘kelemahan’. AkiÂbatnya lebih seÂdikit pria yang mau terbuka berbicara mengenai masalah emosi dan mencari pertolongan keseÂhatan mental. (*)
Bagi Halaman