2OTAK mungkin menjadi organ yang paling terpengaruh se­cara langsung akibat stres terus menerus yang kita hadapi. Beri­kut apa saja pengaruh stres pada otak dan bagaimana cara menga­tasinya,

  1. Kemampuan belajar turun

Saraf sel punca di hipocampus, bagian otak yang penting untuk belajar dan daya ingat, dibentuk oleh neuron. Tetapi di bawah stres kronik, sel punca ini menjadi dilapisi dengan mielin. Kelebihan mielin ini berakibat terganggung­nya komunikasi dan sambungan antar neuron. Hal tersebut tentu mengganggu fungsi kerja otak.

BACA JUGA :  Gangguan Mental Bisa Jadi Pemicu Susah Bangun Pagi, Benarkah?

Kondisi itu terutama ditemui pada orang yang mengalami gang­guan kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca trauma.

  1. Risiko stroke

Kadar stres yang tinggi bisa meningkatkan risiko stroke. “Se­lain faktor risiko tradisional, sep­erti kadar Kolester­ol, tekanan darah, dan merokok, stres juga berkontribusi pada ke­jadian stroke,” kata Susan Ever­son-Rose, peneliti.

  1. Depresi

Stres kronik dapat mencegah munculnya sel saraf baru di hi­pocampus. Kondisi ini akan men­gurangi kemampuan seseorang untuk bangkit dari episode stres berikutnya dan menyebabkan ge­jala mirip depresi muncul.

  1. Ukuran otak mengecil
BACA JUGA :  Wajib Tahu! Bersihkan Usus Kotor Setelah Lebaran dengan 6 Makanan Ini

Kecemasan yang dipicu oleh berbagai kejadian, seperti per­ceraian, kehilangan rumah, atau ditinggal meninggal orang terkasih, dapat mengurangi area abu-abu di bagian otak. Area otak ini menan­gani kontrol diri dan emosi.

Kabar baiknya, riset menunjuk­kan otak punya kemampuan alami untuk pulih dari stres. Bila pemicu stres hilang, sel punca neural akan kembali mendapat­kan kemampuannya meregenera­si neuron pada level normal.

============================================================
============================================================
============================================================