Nurul menjelaskan bahwa di Saudi urusan obat-obatan cukup sensitif, termasuk juga persoalan ji­mat karena mengarah pada syirik. Karena itu, dia sekali lagi meminta agar para jamaah memperhatikan betul-betul barang bawaannya agar tak terkena denda atau sanksi lain­nya. Sebagai informasi, AMT terkena denda sebesar 607 riyal karena ba­rang bawaannya tersebut dan tertah­an di bandara. “Hampir setiap kloter ada satu sampai lima selalu dibong­kar oleh pihak Bea Cukai, karena memang membawa yang aneh-aneh. Kita lakukan preventif di embarkasi agar diperketat, terutama kalau ada barang bau-bau menyengat. Yang kemarin itu di dalamnya ada terasi, sambal petis, baunya menyengat,” paparnya.

BACA JUGA :  Melonguane Sulut Guncang Gempa Magnitudo 4,6

Nurul juga mengimbau agar ja­maah yang membawa kursi roda mencantumkan identitas dan kloter di dalamnya agar nanti kursi roda tersebut bisa dibawa oleh petugas untuk dikembalikan di pondokan masing-masing.

Sementara itu, berangsur-angsur jamaah haji Indonesi mulai memenuhi Madinah, Arab Saudi. Jumlahnya hing­ga hari Jumat 12 Agutus pukul 08.00 waktu Saudi 17 ribu orang.

Nurul Badruttamam mengatakan, jamaah reguler yang sudah tiba di Ban­dara Madinah datang dari 44 kloter. Jumlah jamaahnya adalah 17.663 orang, petugas kloter 220 orang. “Jumah total 17.883 orang,” kata dia.

Para jamaah itu merupakan ba­gian dari gelombang I. Sejak tanggal 9 Agustus sampai sekitar 22 Agustus para jamaah akan tiba melalui ban­dara Madinah. Selama 9 hari, mere­ka akan tinggal di Madinah, lalu mu­lai masuk ke Makkah sampai puncak haji. Para jamaah gelombang satu ini akan kembali ke Tanah Air melalui bandara Jeddah.

BACA JUGA :  Lepas Khafilah Kabupaten Bogor Ikuti MTQ Tingkat Jabar, Pj. Bupati Bogor Ingin Para Khafilah Mampu Bumikan Al-Quran di Bumi Tegar Beriman 

Untuk gelombang II akan tiba melalui pintu gerbang bandara Jed­dah, lalu langsung menuju Makkah. Setelah puncak haji, mereka akan bergerak ke Madinah dan langsung kembali ke Tanah Air.

Nurul menambahkan, pem­berangkatan jamaah ke Madinah masih diwarnai keterlambatan. Data yang tercatat, maskapai Garuda In­donesia delay rata-rata 5 jam 6 menit, sementara Saudi Airlines 50 menit.

(Yuska Apitya Aji)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================