Untitled-3JAKARTA TODAY– Satu orang jamaah haji asal Indone­sia berinisial AMT sempat tertahan di Bandara Airport Jeddah karena membawa jamu dan ‘jimat ra­jah’. Setelah di­proses, Ahmad akan segera dibebaskan. Kepala Dae­rah Kerja Airport Jeddah dan Madinah Nurul Badruttamam menjelaskan masalah tersebut sudah diatasi. Jamaah sudah dilakukan tes urine dan hasil­nya negatif narkoba. “Kita negonya hari ini harus dibe­baskan. Karena sesuai kes­epakatan, hari ini bebas,” kata Nurul, Jumat (12/8/2016).

Hingga kini, AMT masih be­rada di kantor Badan Narkoba Saudi. Proses pembebasan masih dilakukan walaupun hari ini opera­sional kantor di Saudi libur. Jamaah tersebut akhirnya diminta untuk membayar denda sebesar 607 riyal dan jamu sarang tawon serta jimat disita sebagai barang bukti. “Tapi mereka harus tetap mengikuti SOP. Kita terus upayakan,” tegasnya.

AMT sempat ditahan pihak imi­grasi saat melalui proses pemerik­saan koper di Bandara Madinah. Dari dalam koper, petugas menemukan obat-obatan tradisional dan jimat ra­jah yang dikemas secara rapi dalam kemasan tertutup. Jamaah tersebut kemudian diinterogasi oleh pihak Bandara Madinah yang didampingi PPIH Daker Airport Madinah. Petu­gas Bandara Madinah menanyakan beberapa hal seputar barang yang dibawa AMT. Petugas Bandara Madi­nah menyebut yang dibawa terma­suk kategori narkoba.

PPIH Daker Airport Madinah mengungkapkan bahwa obat-obatan yang dibawa Ahmad adalah jamu tradisional dari sarang tawon yang dikeringkan, bukan narkoba seperti dinyatakan pihak petugas Bandara Madinah. Jamu tersebut merupakan titipan dari seseorang yang belum diketahui identitasnya.

Sementara itu, terkait dengan ‘jimat rajah’ adalah pemberian dari seseorang dari daerah asal di Pame­kasan sebagai perlindungan dari bala, musibah dan lain sebagainya. Petugas PPIH Daker Airport Madinah telah menjelaskan kepada pihak Bandara Madinah bahwa hal tersebut sudah laz­im dan sering ditemui sebagai sebuah tradisi di kampung halaman jamaah.

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut, KA Siliwangi Tabrak Motor di Sukabumi, Pasutri Tewas

Tertahannya seorang jamaah asal Pamekasan, Jawa Timur, karena membawa jamu sarang tawon dan ‘jimat rajah’ jadi pelajaran. Para ja­maah lain sebaiknya tidak membawa barang serupa atau barang lain yang berpotensi mengundang kecurigaan.

Kepala Daerah Kerja Bandara Madinah dan Jeddah Nurul Badru­ttamam mengatakan sejak lama Kementerian Agama sudah menso­sialisasikan terkait barang bawaan yang bisa mengundang kecurigaan. Namun tetap saja ada yang masih bermasalah.

Kejadian yang menimpa AMT karena membawa jamu sarang tawon dan jimat rajah bukan kali pertama. Dalam sejumlah kasus sebelumnya tahun-tahun lalu, hal tersebut juga kerap terjadi. “Imbauan kita sarankan agar tidak membawa barang bawaan yang tidak mencurigakan. Harus di­luruskan niatnya memang karena untuk beribadah. Jangan menerima titipan dari tetangga saudara yang ti­dak jelas isinya. Itu nanti malah jadi berisiko,” kata Nurul.

Selain dua jenis barang di atas, Nurul kerap menemukan kasus ja­maah membawa obat tertentu yang bergambar ‘porno’. Obat itu disinyalir sebagai obat kuat. “Bagaimana orang nggak curiga? Apalagi itu dikemas dalam bentuk menarik,” terangnya.

Nurul menjelaskan bahwa di Saudi urusan obat-obatan cukup sensitif, termasuk juga persoalan ji­mat karena mengarah pada syirik. Karena itu, dia sekali lagi meminta agar para jamaah memperhatikan betul-betul barang bawaannya agar tak terkena denda atau sanksi lain­nya. Sebagai informasi, AMT terkena denda sebesar 607 riyal karena ba­rang bawaannya tersebut dan tertah­an di bandara. “Hampir setiap kloter ada satu sampai lima selalu dibong­kar oleh pihak Bea Cukai, karena memang membawa yang aneh-aneh. Kita lakukan preventif di embarkasi agar diperketat, terutama kalau ada barang bau-bau menyengat. Yang kemarin itu di dalamnya ada terasi, sambal petis, baunya menyengat,” paparnya.

BACA JUGA :  Gunung Semeru Letuskan Abu Vulkanis Setinggi 700 Meter di Atas Puncak Senin Pagi Ini

Nurul juga mengimbau agar ja­maah yang membawa kursi roda mencantumkan identitas dan kloter di dalamnya agar nanti kursi roda tersebut bisa dibawa oleh petugas untuk dikembalikan di pondokan masing-masing.

Sementara itu, berangsur-angsur jamaah haji Indonesi mulai memenuhi Madinah, Arab Saudi. Jumlahnya hing­ga hari Jumat 12 Agutus pukul 08.00 waktu Saudi 17 ribu orang.

Nurul Badruttamam mengatakan, jamaah reguler yang sudah tiba di Ban­dara Madinah datang dari 44 kloter. Jumlah jamaahnya adalah 17.663 orang, petugas kloter 220 orang. “Jumah total 17.883 orang,” kata dia.

Para jamaah itu merupakan ba­gian dari gelombang I. Sejak tanggal 9 Agustus sampai sekitar 22 Agustus para jamaah akan tiba melalui ban­dara Madinah. Selama 9 hari, mere­ka akan tinggal di Madinah, lalu mu­lai masuk ke Makkah sampai puncak haji. Para jamaah gelombang satu ini akan kembali ke Tanah Air melalui bandara Jeddah.

Untuk gelombang II akan tiba melalui pintu gerbang bandara Jed­dah, lalu langsung menuju Makkah. Setelah puncak haji, mereka akan bergerak ke Madinah dan langsung kembali ke Tanah Air.

Nurul menambahkan, pem­berangkatan jamaah ke Madinah masih diwarnai keterlambatan. Data yang tercatat, maskapai Garuda In­donesia delay rata-rata 5 jam 6 menit, sementara Saudi Airlines 50 menit.

(Yuska Apitya Aji)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================