Secara keseluruhan kredit korporasi BRI sebeÂsar Rp 163,2 triliun per semester I-2016 atau tumÂbuh 24,42% dibandingkan posisi Rp 131,6 triliun per semester I-2015. Kredit korporasi itu terdiri dari korporasi untuk BUMN senilai Rp 79,7 triliun dan korporasi untuk swasta senilai Rp 83,5 triliun.
Direktur Bisnis Banking PT Bank Negara InÂdonesia Tbk (BNI) Herry Sidharta menambahkan, infrastruktur menjadi fokus utama BNI dalam peÂnyaluran kredit. Perusahaan menargetkan akan menyalurkan kredit infrastruktur dengan cara sinÂdikasi hingga Rp 53,95 triliun di akhir tahun 2016. “Porsi kredit untuk infrastruktur sebesar 83%,†ucapnya. Sedangkan, target kredit infrastruktur BNI mencapai Rp 89,3 triliun pada akhir tahun 2016 atau tumbuh 35% dibandingkan posisi Rp 66,2 triliun per akhir tahun 2015. Infrastruktur ini untuk pembangkit tenaga listrik Rp 24,8 triliun, jalan tol dan konstruksi Rp 17,3 triliun, transporÂtasi Rp 15,9 triliun, telekomunikasi Rp 15,3 triliun, serta minyak dan gas Rp 16,1 triliun.
Tak hanya dua bank BUMN tersebut, Direktur Korporasi PT Bank Mandiri Tbk Royke Tumillar menyampaikan, dalam waktu dekat perusahaan akan menyalurkan kredit untuk Bandar Udara (Bandara) Yogyakarta. Nah, penyaluran kredit unÂtuk Bandara ini akan dilakukan secara sindikasi, namun ia belum dapat menyampaikan nilainya.
Bank Mandiri menargetkan penyaluran kredit secara sindikasi mencapai Rp 22 triiliun di akhir tahun 2016 dengan realisasi kredit senilai Rp 21 triliun. “Kami akan segera melakukan penyaluran kredit untuk infrastruktur senilai Rp 1 triliun,†terangnya. (Imam/kontan)