Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2017 pemerinÂtah juga meniadakan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada seÂluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini berbeda dari dua tahun terakhir di mana beberapa perusahaan pelat merah selalu mendapatkan suntikan modal dari APBN.
Direktur Utama PT PLN (PerÂsero), Sofyan Basir, optimisitis bahwa perusahaan yang ia pimpin tetap mampu memberikan pelayÂanan kepada masyarakat meskipÂun tidak mendapatkan tambahan modal dari pemerintah.
Perseroan akan terus beruÂpaya semaksimal mungkin untuk mendistribusikan listrik hingga ke daerah terpencil dengan dana perseroan. Dirinya juga menjamin bahwa subsidi listrik di daerah terluar akan tetap berjalan tanpa bantuan modal pemerintah.
“Kami berupaya untuk menÂcari solusi yang lain. Proyek kan tidak bisa berhenti, apalagi elekÂtrifikasi untuk daerah-daerah terÂtinggal. Di daerah-daerah terluar itu harus tetap ada subsidinya,†terang Sofyan saat setelah meÂmimpin Upacara Peringatan KeÂmerdekaan Republik Indonesia ke-71 di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2016).Mengenai mega proyek 35.000 megawatt (MW), dirinya juga menjamin bahwa pembanguÂnan pembangkit akan terus berÂjalan. Dirinya optimistis bahwa pembangunan power plant atau pembangkit listrik yang digarap oleh PLN sebesar 10.000 MW hingga 2019 akan tetap berjalan. Dari segi permodalan perseroan, pihaknya juga akan terus beruÂpaya memaksimalkan dana dari internal “35.000 MW tetap jalan. Mudah-mudahan (ada), kita cari semaksimal mungkin,†tutup SoÂfyan.(Yuska Apitya/dtk)