Dua pakar badan kemanu­siaan PBB pekan lalu mendesak Duterte untuk menghentikan rangkaian pembunuhan para pengedar obat-obatan terlarang dalam perangnya terhadap narkoba. “Saya akan mem­buktikan kepada dunia bahwa Anda adalah pakar yang sangat bodoh,” kata dia pada Jumat malam, seraya menyerukan agar tidak hanya melihat ke­matian terkait narkoba, namun juga nyawa-nyawa orang tak berdosa yang hilang akibat nar­koba.

Duterte menang pemilu presiden Filipina pada 9 Mei lalu, dan sejak itu sekitar 900 terduga pedagang nar­koba telah tewas. Pada Jumat, Duterte juga menolak bahwa pemerintahannya bertang­gung jawab atas kematian itu dan kemudian mengatakan bahwa kematian itu bukan akibat pekerjaan polisi. Ia juga mengundang ahli PBB untuk melakukan investigasi.

Menurut perhitungan polisi nasional, pada pekan lalu, leb­ih dari 500 orang tewas dalam baku tembak dengan polisi dan hampir 8.000 lainnya di­tangkap dalam perang mela­wan narkoba. Namun media lokal dan kelompok pemerhati HAM memperkirakan jum­lah korban tewas lebih tinggi, mencapai 1.000 orang.

Duterte berkali-kali men­egaskan dia tidak akan men­galah dalam perang terhadap narkoba hingga sindikat nar­koba di Filipina hancur.

(Yuska Apitya/cnn)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================