kakian-luna-mayaPendiri Luna Habit, Luna Maya masih cukup menjaga idealisme dalam menjalankan usaha yang sudah dibangun cukup lama. Baginya, dalam berusaha tidak hanya bisa mencari keuntungan saja.

“Saya lebih banyak berseni dalam berusaha karena idealisme itu masih ada,” ungkap Luna dalam acara d’Preneur di Ice Palace Lotte Shopping Avenue, Ciputra World, Jakarta, kemarin.

Misalnya untuk bahan pakaian. Setelah dua-tiga kali produksi, ada kecenderungan untuk mengurangi kualitas bahan agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Menurut Luna seharusnya itu tidak dilakukan.

“Cutomer adalah raja itu benar banget. Karena dia yang bayar. Saya ingin mereka punya experience. Ada trust, kemudian nyaman dan langgeng.
Kualitas itu harus dinaikkan terus. Saya pengen gain customer itu trust dulu. Jangan ambil cuan gede di awal, dikit-dikit tapi manjang (berlanjut),” paparnya.

Usaha dijalankan tidak hanya dalam waktu yang pendek, melainkan jangka panjang. Maka dari itu harus dapat mempertahankan pengalaman dari konsumen.  “Saya ingin bisa menjadi lebih besar, maka dari itu perlu trust dari konsumen. Makanya harus tingkatkan kualitas dan terus berinovasi,” tukasnya.

BACA JUGA :  Tanggal Tua Masak yang Sederhana Dengan Tumis Sawi Putih Jagung Muda yang Lezat dab Sedap

Luna juga menggunakan media sosial sebagai ujung tombak dari pemasaran produk. Facebook dan Instagram adalah dua media sosial yang rutin digunakan hingga sekarang. “Facebook dan Instagram itu masih yang utama. Instagram untuk admin sekarang ada 4 orang dan akan nambah lagi, karena saya jualan sampai jam 10 malam,” kata dia.

Untuk menggunakan media sosial, Luna juga tidak sembarangan. Ada hitungan dan analisis data yang diperlukan sebelum untuk memilih media sosial sebagai promosi.

“Saya kan punya fanpage dan dicontreng tanda verified. Dengan fanpage itu saya bisa masuk dan mendapatkan data siapa yang follow saja, umur, negara mana saja dan itu sangat detail,” jelasnya.

Saat memulai usaha, Luna mendapatkan bahwa usia 18-24 dianggap paling produktif dalam belanja lewat media sosial. Usia tersebut merupakan individu yang sedang atau sudah lulus kuliah dan baru mendapatkan pekerjaan.

BACA JUGA :  Bekal Sekolah dengan Sosis Dadar Nori yang Simple dan Sederhana

“Kalau sudah mendapatkan daya itu, saya langsung sebar ke Instagram dan Facebook saya,” terang Luna.

Luna menyadari bahwa promosi media sosial juga membutuhkan biaya tambahan, misalnya advertorial di instagram dan facebook. Akan tetapi biaya tersebut sebenarnya bisa diatur.

“Duit ya, tapi itu bisa diatur. Mau Rp 50.000 dan Rp 100.000 sehari bisa diatur,”imbuhnya.

Luna juga memanfaatkan lingkungan artis yang dijalankan sejak lama sebagai bagian dari promosi. Bahkan beberapa kali, Luna bekerja sama dengan beberapa majalah tanpa dibayar asalkan produknya bisa ditampilkan.

“Saya juga pernah ikut bazar. Itu kalau ada yang mau foto, saya minta belanja dulu. Jadi dari tadi nggak mau, kemudian belanja dan mau datang lagi,” kata Luna. (Yuska Apitya/dtk)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================