MUNGKIN  baru sekarang kita menyaksikan hinaan dan caci maki secara masif ditujukan kepada para ulama. Dalam pemahaman kita, ulama adalah pemuka agama Islam yang dalam hadist Rasulullah disebut sebagai para pewaris ambiya. Ulama adalah panutan, figur teladan, pemandu kehidupan umat menuju kebenaran.

Tetapi para pewaris ambiya itu kini dicaci maki di media sosial. Syukurlah, tiada emosi dan dendam membara yang tersulut makian itu. Para ulama ini memaafkan dan merangkul orang-orang yang menghinanya. Kearifan mereka pun menuai pujian.

Ulama-ulama yang menjadi panutan itu tidak luput dari sasaran makian di dunia maya. Terhangat, cuitan Pandu Wijaya yang diprotes banyak netizen karena dinilai sangat kasar memaki KH Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus.

Kasus ini berawal saat Gus Mus melakukan kultwit di Twitter lewat akun @gusmusgusmu. Gus Mus bicara soal rencana Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI melakukan aksi salat Jumat di jalan protokol Jakarta pada Jumat, 2 Desember 2016. Gus Mus berharap aksi salat Jumat di jalan itu tidak dilakukan massa karena dinilainya merupakan bid’ah besar.

Cuitan itu direspons Pandu Wijaya, yang merupakan karyawan PT Adhi Karya, lewat akun Twitter-nya @panduwijaya_. “@gusmusgusmu Dulu gk ada aspal Gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasullullah hijrah ke Madinah. Bid’ah ndasmu!” cuit Pandu Wijaya yang kini mengunci akun Twitter-nya.
Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rachman juga telah meminta maaf kepada Gus Mus atas nama pribadi dan perusahaan lewat akun Twitter-nya @fadjroeL. Dia mengakui ucapan karyawannya menghina mantan Rois Syuriah Nahdhlatul Ulama (NU) itu sangat tidak pantas.

BACA JUGA :  SAHUR OF THE ROAD RAWAN DENGAN TAWURAN PELAJAR

Gus Mus telah memaafkan orang yang telah berkata-kata kasar kepadanya. Ia juga meminta agar Pandu tidak dipecat dari perusahaan pelat merah itu. “Kalau ada yang menghina atau merendahkanmu, janganlah buru-buru emosi dan marah. Siapa tahu dia memang digerakkan Allah untuk mencoba kesabaran kita. Bersyukurlah bahwa bukan kita yang dijadikan cobaan,” ucapnya.

Selain Gus Mus, Rais Syuriah PBNU KH Ma’ruf Amin telah memaafkan ulah Boni Hargens karena mengunggah ulang foto pernikahannya tahun 2014 lalu.  Boni telah meminta maaf dan mengaku salah, seharusnya menyimpan gambar, namun malah mempostingnya di Twitter.

BACA JUGA :  SAHUR OF THE ROAD RAWAN DENGAN TAWURAN PELAJAR

Ma’ruf Amin bahkan menanggapi hal itu dengan senyum. “Kalau saya langsung kepada Kiai Ma’ruf Amin, beliau memaafkan. Beliau juga malah sambil senyum-senyum karena diceritakan nikah dengan (wanita berumur) 20-an. Yang jadi bedanya 30 tahunan. (Ma’ruf Amin) malah tidak marah,” kata Cholil Nafis.

Meski Ma’ruf Amin telah memaafkan, Advokat Muda NU (Nahdlatul Ulama) mempersoalkan kicauan Boni Hargens di Twitter terhadap Ma’ruf Amin. Mereka menilai tindakan Boni yang mengunggah foto pernikahan kedua Ma’ruf sebagai pelecehan.

Selanjutnya, Buya Syafii Maarif yang diserang di media sosial (medsos) dengan pernyataannya yang menyebut hanya kenal sekadarnya saja dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Foto mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini saat makan bersama dengan calon Gubernur DKI Jakarta 2017 itu pun kembali ramai diperbincangkan netizen.

Syafii Maarif dalam berbagai kesempatan telah menegaskan bahwa tidak ada kedekatan khusus antara dirinya dan Ahok. Dia hanya sekadarnya saja kenal Ahok. Dia ingin masyarakat bersikap adil terhadap kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok. Apa pun keputusan penegak hukum nanti, semua harus dihormati.

============================================================
============================================================
============================================================