“Memang kalau dilihat Janet Yellen bicara soal suku bunga mereka, bisa dibilang mereka belum bisa menaikan suku bunga karena masih menunggu kebijakan Trump belum kelihatan. Kalau ekonominya panas, inflasi naik baru bisa naikin suku bunga,” ujarnya.

Hans menilai, kondisi perekonomian global masih dipenuhi oleh ketidakpastian. Tak hanya berasal dari AS, risiko pasar keuangan dunia juga meningkat akibat rencana pemilihan umum kepala negara di beberapa negara Eropa seperti Perancis dan Italia. Selain itu, kasus gagal bayar utang Yunani kepada lembaga keuangan Dana Moneter Internasional (IMF) juga menghantui pergerakan nilai tukar euro terhadap dolar AS. Sentimen ini yang akan menjadi pertimbangan sang Gubernur The Fed dalam mengambil kebijakan moneternya. “Skotlandia juga mau referendum memisahkan diri dari Inggris, jadi harus menunggu suatu yang pasti untuk menaikan suku bunga,” jelas Hans.

BACA JUGA :  Menu Sahur dengan Sambal Goreng Tahu dan Krecek yang Pedas dan Gurih Bikin Nagih

Hans sendiri memprediksi, kenaikan Fed Rate akan terjadi sebanyak tiga kali dalam tahun ini dengan total hingga 75 basis poin. (Yuska Apitya/cnn)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================