Dunia usaha, kata Sarman, khususnya di DKI Jakarta sangat sensitif dengan isu-isu perpolitikan Indonesia termasuk soal Pilkada serentak sekarang ini. Keamanan dan kenyamanan dalam pesta demokrasi di Jakarta ini harus dapat dipastikan oleh seluruh elemen yang terlibat, mulai dari calon kepala daerah, tim sukses, simpatisan, hingga partai pengusung. Jika Pilkada DKI Jakarta dilakukan dalam dua kali putaran, maka ketidakpastian bagi pelaku usaha akan berambah sampai dengan April 2017. “Tentu kan potensi dua putaran, artinya proses Pilkada Jakarta masih punya tahapan sampai bulan April. Harapan kita tahapan berikutnya semakin kondusif. Tentu kondisi dunia usaha khususnya investor akan wait and see krn bagi investor butuh kepastian dan rasa nyaman. Dan tentu secara umum dunia usaha Jakarta kondisinya akan sangat dipengaruhi oleh tahapan Pilkada berikutnya,” ujar Sarman.

BACA JUGA :  Wajib Coba! Semur Ayam Saus Tiram yang Lezat untuk Menu Makan Bareng Keluarga

Tidak hanya itu, pelaku usaha juga khawatir jika pemungutan suara berjalan sampai dua kali putaran akan memberikan dampak. Sebab, 2 kali putaran untuk pemungutan suara secara langsung mengganggu perekonomian di DKI Jakarta. Gangguan tersebut, sambung Sarman, berasal dari demo atau aksi-aksi yang dilakukan masing-masing pendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. “Bagi pelaku usaha hal itu (pilkada 1 putaran) harga mati, sehingga pusat-pusat perdagangan kita buka dan ramai, masyarakat selaku konsumen tidak takut keluar rumah dapat menjalankan aktivitas bisnisnya tanpa ada kekhawatiran. Tapi kalau berjalan normal dan aman semua akan bergairah,” tandasnya. (Yuska Apitya/dtk)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================