WASHINGTON TODAY- Sebanyak 11 pusat komunitas Yahudi (JCC) di seluruh penjuru Amerika Serikat harus dievakuasi usai mendapat ancaman teror bom, Senin waktu setempat (20/2). Ini adalah insiden terakhir dari serangkaian ancaman serupa yang terjadi setelah Donald Trump menjabat sebagi presiden, bulan lalu.

Menurut Asosiasi JCC Amerika Utara, dengan terjadinya panggilan telepon yang mengancam 11 lokasi berbeda ini, artinya sudah ada 69 insiden di 54 pusat Yahudi yang ada di 27 negara bagian AS dan satu provinsi di Kanada.

Walau demikian, Asosiasi memperingatkan ancaman bom terakhir yang terjadi Senin ini, berikut sejumlah lain yang terjadi pada 9, 18 dan 31 Januari, ternyata adalah ancaman kosong. Keberadaan bom tidak pernah terbukti menyusul teror tersebut. “Asosiasi masyarakat Yahudi tidak akan takut dengan ancaman yang ditujukan untuk mengganggu kehidupan kami. Kami lega bahwa semua ancaman bom tersebut telah terbukti hoax dan tidak mengancam keamanan komunitas kami. Kami sangat prihatin tentang anti-Semitisme ini,” Direktur Kinerja Strategis Asosiasi JCC Amerika Utara, David Posner seperti dikutip AFP, Selasa (21/2).

BACA JUGA :  Pemuda di Bogor Nekat Lawan 3 Perampok Usai Mobilnya Dicuri

Meski sejumlah ancaman itu ternyata hanya bualan, Kementerian Kehakiman dan Biro Investigasi Federal (FBI) disebut tengah menyelidikinya.

Sejumlah media lokal juga melaporkan setidaknya 100 batu nisan di pemakanam Yahudi Santa Louis, Missouri dirusak oknum tak dikenal.

Kepolisian University City mengatakan, selama akhir pekan kemarin, orang tak dikenal juga menabrak dengan sengaja sejumlah monumen di pemakaman Chesed Shel Emeth tersebut.

Namun, polisi enggan menjelaskan jumlah pasti batu nisan yang rusak. Mereka mengaku hanya meninjau kerusakan tersebut dari video CCTV dari properti-properti dekat pemakaman.

The Southern Poverty Law Center, lembaga pemerhati eksremisme mengatakan, kelompok ekstremis penyebar kebencian memang meningkat dan mencapai kenaikan tertinggi dalam sejarah.

BACA JUGA :  Cek Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Senin 22 April 2024

Lembaga tersebut menghubungkan peningkatan kelompok penebar kebencian itu dengan lonjakan “populisme sayap kanan” yang selama ini dipicu oleh retorika dan kemenangan Trump dalam pemilu AS November lalu.

Sementara itu, pemerintah kabinet Trump mengecam insiden dan ancaman teror ini. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, kebencian dan kekerasan yang dimotivasi kebencian tidak diterima oleh negaranya yang amat sangat menjunjung tinggi kebebasan individu dan HAM. “Presiden Trump telah membuat pernyataan sangat jelas bahwa tindakan ini tidak dapat diterima,”

Sementara itu, putri Trump, Ivanka trump dengan cepat mengecam ancaman bom yang menargetkan pusat penganut Yahudi ini. Menurutnya, sikap kebencian ini sangat bertolak belakang dengan nilai dasar Amerika yang mengutamakan toleransi dalam beragama.(Yuska Apitya/AFC/CNN)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================