Ia pun telah mengirimkan surat resmi berisi kritik tajam terhadap kepemimpinan Setya Novanto. Yorrys mengirimkan surat resmi dengan judul “Pokok-pokok Pikiran tentang Peran Golkar dalam Situasi Politik Nasional dan Kondisi Internal Golkar Pasca-100 Hari Masa Kepengurusan Munaslub 2016â€. Ia melayangkan suratnya pada Senin lalu. Dalam surat itu, Yorrys mengkritik Setya yang mengabaikan prinsip kepemimpinan demokratis. Yorrys juga menyebutkan Setya memimpin partai tanpa berpijak pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai.
Seperti Yorrys, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar Akbar Tandjung juga khawatir atas kondisi politik dan internal partai. Menurut dia, kondisi ini mengarah pada penyelenggaraan munaslub. Apalagi, kata dia, kondisi partai saat ini kurang solid dibanding pada 2002 lalu ketika Akbar menjadi Ketua Umum Golkar dan ditetapkan sebagai tersangka kasus dana nonbujeter Bulog. “Kepentingan pribadi dan transaksionalnya kuat dalam kasus ini,†ujar dia. “Tapi harapan saya tidak terjadi (munaslub).â€
Setya Novanto menyatakan telah mendengarkan kabar ada gerakan menggalang dukungan munaslub. Menurut Setya, Golkar merupakan partai yang demokratis, sehingga jika ada usul munaslub, itu merupakan hal yang biasa. “Kalau ada yang usul, tidak apa-apa. Golkar itu partai yang demokratis,†kata Setya ketika berkunjung ke kantor Tempo di Jakarta, Rabu lalu.(Yuska Apitya)