Menurut Supriadi, sebenarnya gagalnya lelang ini bukan ka­rena harga pembangunan yang kecil sehingga tak diminati para kontraktor. Karena jika melihat dari calon sebanyak 189 pengusaha, hal tersebut tampaknya tak mungkin. “Jadi gagalnya tuh karena memang persyaratan yang kami buat cukup tinggi. Makanya kalau berbicara tidak tertarik tidak mungkin. Kita mencari pengu­saha yang kualifikasi, ya lebih baik mundur satu atau dua bulan daripada melanggar aturan,” ucapnya.

BACA JUGA :  Bima Arya Sempatkan Tinjau Penataan Fasad Otista

Meski begitu, Supriadi meya­kinkan, dalam pembangunan hotel ini sudah menetapkan standarisasi yang sangat spe­sifik sehingga dipastikan kon­traktor yang membangun mempunyai kemampuan membangun gedung multihu­nian. “Mungkin dari persyara­tan itu yang dianggap berat pengusaha. Namun itu umum karena spesifikasi membangun hotel berbeda dengan rumah sakit atau lainnya dan tidak mengada-ada,” yakinnya.

BACA JUGA :  DPP Partai Golkar Dukung Penuh Jaro Ade di Pilkada 2024

Supriadi menambahkan, walaupun nanti pada proses lelang kedua, hanya ada dua perusahaan yang dinyatakan lolos administrasi. Proses ter­sebut akan terus berlanjut. Karena secara aturan, hal itu dibenarkan. “Setelah diulang lagi kalaupun cuma ada dua perusahaan, itu bisa jalan. Tar­get Juni sudah mulai pembangu­nan,” tutupnya. (Iman R Hakim)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================