“Kami perlu Aubameyang di performa puncak untuk sampai ke semifinal. Itulah yang jadi tuntutan di Liga Champions,” katanya seperti dikutip Soccerway.

“Kami butuh penyelesaian akhir Aubameyang, kontribusi defensifnya, bahkan juga musik adan nuansa yang ia bawa sebelum laga, yang membuat semua orang tenang.

“Ia bisa bicara bahasa Spanyol, Prancis, Italia, Inggris, dan bahkan Jerman kapan pun ia mau. Ia bisa memahami bahasa Jerman ketika menginginkan,” tuturnya.

BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bogor, Sabtu 27 April 2024

Motivasi Aubameyang sendiri ketika menghadapi Monaco boleh jadi berlipat-lipat mengingat pada satu waktu ia pernah berseragam klub Prancis itu dan punya ekspektasi tinggi, walaupun akhirnya menuai kegagalan. Pada awal musim 2010–11, Aubameyang yang masih jadi pemain AC Milan dipinjamkan ke Monaco. Ketika itu ia tak menyembunyikan hasratnya bisa memiliki masa depan di klub tersebut.

“Saya ingin membuat impresi di sebuah klub penting yang sudah melahirkan banyak pemain muda. Saya benar-benar berharap Monaco akan mengambil opsi itu (memermanenkan statusnya), yang tidak terjadi ketika saya (dipinjamkan Milan) di Lille. Saya harap itu terjadi tahun ini,” sebut Aubameyang ketika itu, seperti dilansir UEFA.com.

Harapannya itu tak terwujud. Ia cuma enam bulan di Monaco dengan membuat dua gol dalam 23 penampilan dan kemudian sudah membela Saint-Étienne di paruh kedua musim 2010-11.(Yuska Apitya/dtk)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================