Sementara itu, Direktur Treasury dan Internasional BNI Panji Irawan mengaku pihaknya akan mulai menyiapkan proses pengajuan ijin kepada otoritas perbankan di Australia. “Cepat lambatnya pendirian BNI di Melbourne tergantung pada perijinannya, harus ada ijin dari OJK dan otoritas dari Australia. Prosesnya akan segera kami mulai,” katanya.

Saat ini, menurut Panji, pihaknya sudah melakukan studi kelayakan pendirian cabang di Melbourne. Dari hasil studi kelayakan tersebut, BNI melihat adanya potensi bisnis retail banking guna menyerap kebutuhan pebisnis dan pelajar Indonesia di Australia. Untuk itu, dia pun berharap bisa mendapatkan ijin pembukaan kantor cabang yang tak hanya terbatas pada bisnis wholesale banking, tetapi juga mencakup retail banking.

Sebagai informasi, Indonesia pada 2015 lalu berada pada posisi kesepuluh sebagai negara tujuan ekspor Australia. Disisi lain, impor Australia dari Indonesia menempati posisi kedua belas. Ada pun pada waktu yang sama, nilai investasi Australia di Indonesia mencapai 8,4 miliar dolar Australia, sedangkan nilai investasi Indonesia di Australia sebesar 1,4 miliar dolar Australia. Sementara itu, pada sektor wisata, Australia masih menjadi negara terbesar yang berkontribusi dalam kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yaitu sebesar 16,51 persen dari total wisatawan manca negara. Di sisi lain, berdasarkan data Kementerian Pendidikan Australia pada 2015, jumlah pelajar Indonesia di Australia mencapai 19.300 orang. (Yuska Apitya)

Halaman:
« 1 2 » Semua
BACA JUGA :  Hari Kesiapsiagaan Bencana Momentum Bangkitkan Kesadaran Masyarakat Agar Siaga
============================================================
============================================================
============================================================