PYONGYANG TODAY- Korea Utara dilaporkan kembali meluncurkan uji coba rudalnya yang terbaru pada Rabu (3/5). Meski berakhir gagal, rudal tersebut dilaporkan meluncur menuju Rusia sebelum diledakkan di tengah perjalanannya.

Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan rudal balistik jarak menengah itu ditembakkan dari bagian utara Pyongyang dan hancur beberapa menit setelah diluncurkan. Rudal yang diprediksi berjenis KN-17 itu jatuh di sekitar Laut Timur yang juga dikenal dengan sebutan Laut Jepang, masih dalam teritorial Korut.

Menurut laporan Harian Ekonomi Seoul, rudal itu sempat meluncur sejauh 48 kilometer sebelum diledakkan oleh otoritas Pyongyang lantaran khawatir menyulut protes Rusia. “Jika rudal yang terbang ke wilayah timur laut itu tidak meledak, itu akan berlabuh di wilayah Rusia. Karena itu, Korut sengaja meledakkan rudal itu,” bunyi artikel dalam surat kabar itu, Rabu (3/5).

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Minggu 5 Mei 2024

Mengutip seorang sumber, surat kabar itu mengatakan target peluncuran rudal itu “berubah dari arah yang sebelumnya direncanakan.”

Sebelumnya, sumber tersebut menuturkan, rudal tersebut direncanakan meluncur 89-90 derajat ke arah timur dengan proyeksi jatuh di Laut Timur. “Namun sudut tembakan adalah 49 derajat,” kata sumber itu.
Sementara itu, ketua Komite Pertahanan dan Keamanan Rusia, Viktor Ozerov, mengatakan pertahanan udara di bagian timur wilayahnya dalam kondisi siaga tinggi. “Pasukan pertahanan udara Federasi Rusia di bagian timur telah siaga tinggi. Kami mengendalikan dan mengamankan wilayah udara yang menjadi zona tanggung jawab angkatan udara Rusia,” tutur Ozerov.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Kamis 2 Mei 2024

Korut terus menjadi sorotan setelah pada awal tahun baru lalu, pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong-un, memerintahkan penguatan program rudal balistik antarbenua (ICBM) negaranya. Sepanjang tahun ini, Pyongyang tercatat sudah meluncurkan sejumlah uji coba rudal, dua di antaranya mencapai perairan di dekat wilayah Jepang. Dengan ambisi rudal nuklirnya, negara paling terisolasi ini menjadi salah satu tantangan utama global.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat bekerja sama mendorong proses diplomatik menangani krisis nuklir di Semenanjung Korea. Gedung Putih mengatakan, melalui sambungan telepon pada Selasa (2/5), kedua pemimpin berdiskusi mencari solusi terbaik menghadapi Korut di tenga situasi “sangat berbahaya” ini.(Yuska/cnn)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================