JAKARTA TODAY- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung merosot ke level 5.697 atau turun 10,8 poin (0,18 persen), merespons putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Pada hari ini, Selasa (9/5), Ahok divonis dua tahun penjara karena terbukti bersalah melanggar Pasar 156s KUHP tentang penodaan agama.

RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp8,3 triliun dengan volume 21,78 miliar lembar saham. Sementara, perdagangan di pasar reguler hari ini, investor asing tercatat beli bersih (net buy) sebesar Rp692 miliar.

Sebanyak 119 saham naik, 220 saham turun, dan 95 saham tidak bergerak. Sementara tujuh dari 10 sektor mengalami pelemahan. Pelemahan terbesar dialami oleh sektor tambang dasar yang menguat sebesar 2,42 persen.

BACA JUGA :  Simak 5 Menu Sarapan Terbaik Ini untuk Berikan Energi dan Tingkatkan Suasana Hati

Dari Asia, mayoritas indeks saham bergerak menguat. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang yang turun sebesar 0,26 persen, indeks Kospi di Korsel naik sebesar 2,3 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong naik sebesar 1,27 persen.

Sore ini, mayoritas indeks saham di Eropa bergerak menguat sejak dibuka tadi siang. Indeks FTSE100 di Inggris bergerak naik 0,4 persen, indeks DAX di Jerman naik 0,46 persen, dan indeks CAC di Perancis naik 0,36 persen.

Sementara itu, pada pasar valuta asing, nilai tukar rupiah bergerak melemah di Rp13.352 per dolar AS atau turun 57 poin (0,43 persen), setelah bergerak di kisaran Rp13.313-Rp13.365.

BACA JUGA :  Polisi Amankan 29 Remaja di Semarang Bawa Cerulit, Diduga akan Tawuran

Analis senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menyatakan, posisi IHSG semakin tertahan setelah vonis Ahok dan adanya pelemahan harga batu bara. Pelaku pasar, menurut dia, seakan memanfaatkan vonis Ahok sebagai alasan untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking).

“Jadi seolah-olah sidang Ahok yang membuat IHSG melemah. Padahal tidak demikian, tapi lebih ke sentimen sesaat,” kata Reza dalam risetnya, dikutip Selasa (9/5).

Menurut Reza, kondisi pasar modal dalam negeri memang sedang tidak diuntungkan seiring dengan pelemahan bursa saham global. Sehingga, hal itu menambah sentimen negatif bagi pergerakan pasar sendiri. (Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================