Emiten berkode FAST ini berharap puncak penjualan terjadi pada perayaan lebaran. Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, tren penjualan saat ramadan dan libur lebaran meningkat sekitar 15 persen-20 persen dibanding bulan-bulan biasanya.
“Kontribusi bulan ramadan itu 10 persen-12 persen dari total pendapatan satu tahun, karena memang kuat sekali,” jelas Justinus.
Untuk mendongkrak penjualan pada momentum ramadan dan lebaran, perseroan akan membuka tiga gerai dalam waktu dekat ini. Salahsatunya akan terletak di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta.
Tak cuma itu, perseroan juga telah mempersiapkan produk khusus ramadan untuk mendorong penjualan. Misalnya, menu dengan rasa kare dan tanpa kare.
Diluar ramadan, perusahaan juga akan merilis kembali produk KFC Cheese, mengingat banyaknya permintaan. Rencananya, rilis KFC Cheese akan dilakukan pada pertengahan Agustus ini.
Analis senior Binaartha Securities Reza Priyambada menilai, katalis utama faktor pertumbuhan emiten ritel berasal dari penambahan produk dan gerai. Namun demikian, ia mengingatkan, penambahan produk perlu menyesuaikan dengan permintaan masyarakat.
“Misalnya, keluarkan produk burger, tapi ternyata masyarakat tidak terlalu antusias, masih sukanya ayam. Ya jangan diperbesar pasokannya,” ucap Reza.
Terkait pertumbuhan selama ramadan dan lebaran sebesar 15 persen-20 persen, Reza menilai wajar untuk emiten ritel. Fast Food memiliki keuntungan tersendiri karena menjadi satu-satunya perusahaan junk food yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).(Yuska Apitya/cnn)