Imbas dari pemotongan anggaran Kemristekdikti membuat BPPT juga mengalami pemotongan anggaran khususnya untuk belanja barang dan perjalanan dinas sebesar Rp40 miliar.

Sebelumnya Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Subiyanto juga mengatakan instansinya mengalami pemotongan anggaran belanja barang dan perjalanan dinas untuk 2017 – 2018 sebesar Rp25 miliar. Kegiatan-kegiatan seperti Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) yang baru saja dilaksanakan di Aceh pada 9 s.d. 16 Juli 2017 tentu akan dibatasi, termasuk perjalanan-perjalanan untuk melaksanakan ekspedisi untuk penelitian, pelaksanaan seminar-seminar terkait penelitian.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengaku kaget ketika diberi kabar pemotongan anggaran Rp1,4 triliun dari Kementerian Keuangan (Kemkeu). Selama ini mungkin Kemkeu melihat ada peningkatan belanja barang dan perjalanan dinas di Kemristekdikti, padahal anggaran dinas sudah dipangkas 10 sampai. 15 persen di 2017.

BACA JUGA :  Kembang Kol Miliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Bantu Turunkan Berat Badan

“Saya geser untuk beasiswa, nah sekarang karena itu masuk di belanja barang akhirnya kena pangkas. Saya sudah lapor ke Menteri Keuangan untuk bisa dikembalikan, karena kalau ini jadi dipotong beasiswa terutama untuk Program Prestasi Akademik (PPA), Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), dan revitalisasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan Politeknik jadi masalah,” ujar Nasir.

BACA JUGA :  Rangkaian HUT RSUD Leuwiliang ke-14 Penuh Berkah

Anggaran Kemristekdikti, menurut dia, mencapai lebih dari Rp41 triliun yang kemudian dipotong sebesar Rp1,4 triliun untuk periode 2017 s.d. 2018. Jika dibanding 2016 yang hanya sekitar Rp39 triliun memang masih sedikit lebih tinggi, namun rencana untuk meningkatkan jumlah beasiswa tentu akan menjadi terganggu.

Kemristekdikti sebelumnya memberikan 60.000 beasiswa yang kemudian ditingkatkan menjadi 80.000. Jumlah untuk PPA juga ditingkatkan dari 70.000 menjadi 130.000 dan untuk program Sarjana Mengajar di Daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (SM3T) ditargetkan untuk 23.000 orang.(Yuska Apitya/humas ristek)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================