JAKARTA TODAY- Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno memprediksi unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia bisa menembus 60 juta unit dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Angka tersebut meningkat 3,5 persen dibanding posisi akhir tahun 2016 sebanyak 58 juta unit, sesuai data Kementerian Koperasi dan UKM.

Namun, Sandi mengatakan pertumbuhan angka UMKM ini seharusnya ditanggapi dengan kritis. Menurutnya, menjamurnya UMKM ini disebabkan karena banyak angkatan kerja yang tidak mampu diserap pasar tenaga kerja formal.

Sehingga menurutnya, saat ini pelaku UMKM mau tak mau membuka usaha untuk menyambung hidup. Kondisi ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan UMKM adalah by default bukan by design. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pekerja di sektor formal menurun 0,75 persen dari 51,87 juta orang di Februari 2016 ke angka 50,21 juta orang di periode yang sama tahun berikutnya. Sementara itu, jumlah pekerja di sektor informal mencapai 72,67 juta orang di waktu yang sama.

“Harusnya tidak boleh bangga (soal banyaknya UMKM), karena (Indonesia) belum bisa hadirkan lapangan kerja formal berdaya saing. Sehingga pertumbuhan UMKM bukan by design, tapi by default. Kalau begini terus, UMKM bisa bertumbuh 60 juta unit dalam lima tahun ke depan,” kata Sandi di Bursa Efek Indonesia, Senin (24/7).

Menyikapi hal tersebut, Sandi mengatakan bahwa UMKM mau tak mau harus naik kelas. Salah satu caranya adalah dengan melempar sebagian kepemilikannya melalui penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO).

Dengan melempar saham ke lantai bursa, UMKM dianggap bisa mengelola uangnya dengan baik dan bisa membuat valuasi perusahaannya semakin besar. Ia mencontohkan beberapa start up berbasis teknologi seperti Google, Facebook, hingga Amazon bisa menjadi papan atas di bursa saham New York.

“Padahal dulu lima dari 10 perusahaan besar di New York Stock Exchange (NYSE) adalah platform companies. Sekarang kenyataannya cukup berbeda. Indonesia juga bisa, dengan berbasiskan teknologi dan digitalisasi, 10 tahun ke depan UMKM Indonesia juga bisa mengalami hal yang sama,” katanya.

Sandi optimistis, UMKM Indonesia bisa berkembang dengan baik setelah melihat laporan dari asosiasi akuntan Australia. Menurut laporan tersebut, UMKM domestik memiliki tiga keunggulan dibanding negara tetangganya, yaitu mengadopsi inovasi, pemanfaatan media sosial, dan unit UMKM yang melimpah.

“Dari segi UMKM, Indonesia sangat bisa mengadopsi inovasi demi meningkatkan usaha mereka. UMKM Indonesia juga embrace e-commerce dengan baik. Jumlah unit Indonesia juga banyak dibanding Thailand, Malaysia, hingga Australia. Dari segi UMKM, Indonesia harus bisa jadi juara,” papar Sandi. (Yuska Apitya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================