Di sisi lain, Indosat Ooredoo sebagai pihak yang melayangkan permintaan tarif batas bawah data ini merasa keputusan Menkominfo dan BRTI bukan masalah. Alexander Rusli selaku CEO Indosat Ooreedoo mengatakan bahwa tujuan utama dari permintaannya pekan lalu adalah diskusi mengenai masalah ini.

“Sebenarnya pada saat kami menyampaikan, itu kan usulan awal. Yang paling penting bagi kami adalah dialog ini terjadi. Dengan ini dibicarakan, masalah terangkat, semua kelihatan. Ya udah sekarang mekanisme untuk seperti apa. Kelihatannya tadi Pak menteri dan BRTI maunya formulasinya aja ya udah nggak apa-apa. Kita oke juga,” jawab Alex usai acara.

BACA JUGA :  Rangkaian HUT RSUD Leuwiliang ke-14 Penuh Berkah

Sebelumnya, Merza Fachys selaku Ketua Umum Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) mengatakan bahwa memang ada yang janggal dengan harga layanan seluler di Indonesia. Sebab, operator Indonesia yang jumlah investasinya tidak jauh berbeda dari operator luar mampu mengeluarkan harga yang jauh lebih murah dibanding negara-negara lain.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Sup Ayam Kembang Tahu yang Simple dan Menggugah Selera

“[Indonesia] harganya jauh lebih murah, padahal masalah investasi kita belinya juga sama ke vendor-vendor dunia yang itu-itu saja. Tapi harga jual ke masyarakat lebih murah. Jadi memang ada yang janggal,” ujar Merza.

Di sisi lain, Indosat Ooredoo juga mengemukakan bahwa industri telekomunikasi seluler di Indonesia sudah tidak sehat karena persaingan harga. Oleh karena itu, Alex menyurati Menkominfo pekan silam. (Yuska Apitya)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================