JAKARTA TODAY – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir menyinggung soal isu komunisme yang belakangan mulai muncul. Ia meminta agar setiap elemen perguruan tinggi tidak terprovokasi dengan merebaknya isu tersebut.

“Isu yang menjadi sangat penting adalah mengendalikan seluruh elemen perguruan tinggi seperti dosen dan mahasiswa, jangan sampai terprovokasi dengan adanya kekerasan kekerasan ini,” ujar Nasir.

Untuk menanggapi isu tersebut, Nasir telah memerintahkan kepada seluruh rektor untuk meminimalisir pergerakan yang dapat menimbulkan perpecahan dan radikalisme. “Semua dosen di dalam kampus yang menuju pada radikalisme dan perpecahan harus kita ingatkan,” sebutnya.

Mantan Rektor Universitas Diponegoro tersebut pun mengimbau perlu diadakannya berbagai macam diskusi sehat di perguruan tinggi terkait beberapa permasalahan yang dianggap menjadi awal mula dari aksi radikalisme di masyarakat. “Itu (diskusi sehat) harus dilakukan, cara pandang kritis itu tetap harus dilakukan tak boleh dihindari dan tak boleh dilarang,” ujarnya.

BACA JUGA :  Kecelakaan Pemotor Tewas Mengenaskan Tergeletak di Jalan Poros Trans Sulawesi, Korban Tabrak Lari

Nasir menganggap adanya pro-kontra dalam menilai sebuah peristiwa sejarah adalah suatu kewajaran. Hanya saja penilaian tersebut harusnya tidak disertai dengan tindak kekerasan. “Pro kontra saya rasa normal, tapi yang tidak boleh adalah kekerasan, kekerasan yang tidak boleh,” kata Nasir.

Sebelumnya, Isu komunis yang sudah merebak berujung berakhir ricuh saat terjadi aksi pengepungan di LBH Jakarta. Pengepungan bermula dari beredarnya isu di media sosial yang mengatakan adanya kegiatan PKI di LBH Jakarta. Pada Minggu (17/9), sejak pukul 23.00 WIB, jumlah massa yang berkumpul mengepung LBH semakin banyak.

BACA JUGA :  Simak Ini untuk Tips Awet Muda, Salah Satunya Tidak Sarapan?

Mereka berteriak ‘ganyang PKI’, ‘bubarkan PKI’, dan lainnya sambil menggoyang-goyangkan pagar kantor LBH Jakarta. Sekitar pukul 02.00 WIB, Polisi menembakkan gas air mata dalam jumlah banyak. Massa aksi makin tunggang-langgang, meski ada yang masih berupaya melempar batu. Mereka mayoritas terpukul mundur ke arah RSCM.

Pada pukul 04.20 WIB, Jalan Diponegoro sudah dibuka kembali. Suasana kondusif. Sebanyak 22 orang diamankan polisi, meski seluruhnya kemudian dilepas. (Iman R Hakim / net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================

1 KOMENTAR