Ketika wartawan koran ini coba menelusuri kemanakah anggaran miliaran ini menga­lir dan untuk apa saja, penga­kuan mencengangkan datang dari penanggung jawab PRB yakni Muhamad Burhani alias Burhan.

Lelaki berbadan tegap yang juga ketua organisasi kepemu­daan di Kabupaten Bogor itu mengatakan, pendapatan dari PRB itu tidak disetorkan ke pemerintah daerah sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, melainkan dari panitia untuk panitia. “Ini kan tidak ada unsur APBD. Jadi, penda­patannya untuk panitia dan tim di lapangan,” katanya.

BACA JUGA :  Kecelakaan Bus Angkut 35 Orang Terguling usai Tabrak Tebing di Bantul

Ia berkilah jika penyewaan stan di PRB sepuluh hari dari 6 sampai 16 Oktober 2018 per stan dimulai dengan harga Rp200.000-Rp500.000. “Stan sudah disediakan panitia. Jadi, kalau ingin tahu ya tanya ke tim di lapangan. Sebab itu di­sewakan variasi, setahu saya,” terangnya.

Sementara itu, panitia PRB mengeluarkan klarifikasi ter­kait kasus hoax soal Nissa Sa­byan yang gagal manggung. Namun, klarifikasi tersebut disesalkan manajemen Nissa Sabyan. Alasannya, panitia menyebut manajemen tidak kooperatif. Padahal, manajemen tidak pernah dihubungi.

BACA JUGA :  Kecelakaan Tunggal, Truk di Imogiri-Panggang Terbalik saat Menanjak

“Contohnya, pernyataan ter­tulis yang disampaikan panitia. Di situ tertulis pihak manajemen tidak kooperatif. Kooperatif yang mereka maksud itu se­perti apa, yang pernah kontak saya siapa, pembicaraannya sampai mana dan yang me­reka maksud kekeluargaan itu seperti apa. Saya sendiri nggak ngerti maksudnya, kurang jelas pernyataan mereka (panitia, red),” beber Manajer Nissa Sa­byan, Eki. (Iman R Hakim)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================