Nasir menjelaskan, program afirmasi pendidikan ini memang bertujuan memutus rantai kemiskinan di Indonesia. Karena itu, putra-putri bangsa yang memiliki potensi akademik dan berasal dari kalangan tidak mampu akan mendapatkan pembiayaan penuh untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.

“Selain biaya pendidikan, penerima Bidikmisi juga akan menerima uang saku bulanan untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk meringankan beban orang tua penerima Bidikmisi yang berasal dari kalangan tidak mampu,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Pedagang Gorengan di Ciampea Bogor Ditemukan Tewas Gantung Diri

Selain Bidikmisi, Kemenristek Dikti juga memiliki kebijakan afirmasi lain, yaitu Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Papua dan Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Program ini bertujuan meningkatkan putra-putri Papua dan Daerah 3T untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Pada tahun 2014 penerima manfaat program ini sebanyak 1.673 mahasiswa, pada 2018 ditargetkan 5.743 mahasiswa mendapatkan manfaat dari program ini.

“Setiap tahun Kemenristek Dikti memberikan perhatian khusus kepada putra-putri dari daerah Papua dan daerah 3T untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Di samping mendapatkan bea siswa, mereka mendapatkan kuota khusus di perguruan tinggi negeri dengan seleksi tersendiri. Hasilnya juga menggembirakan, 31% peserta program ini meraih IPK di atas 3,” ujar Menteri Nasir.

BACA JUGA :  JJB Terbitakan Tatib Dan Reshuffle Keanggotaan 

Sebagai salah satu contoh, pada 2018 mahasiswa Unnes yang mendapatkan program beasiswa Bidikmisi berjumlah 1.208 mahasiswa dengan total mahasiswa aktif penerima Bidikmisi berjumlah 6.004 mahasiswa.(Net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================