“Kami beri nasihat dan arahan, karena ini bahaya bila ada orang yang melintas dan memiliki riwayat penyakit jantung, kan. Kemudian juga dia bisa jadi sasaran orang yang di-prank-nya dan berujung ke tindak kriminal,” ujarnya.
Kepada petugas, A mengaku nge-prank tuyul hanyalah untuk konten di media sosial. Dia membuat konten video bersama teman-temannya.
“Pas kami datang teman-temannya itu sudah menunggu dan langsung merekam dari jarak sekira 50 meter. Untuk konten katanya, tapi kami cek di instagramnya itu tidak,” paparnya.
Winam menuturkan, aksi prank tersebut bisa membahayakan apabila korbannya memiliki riwayat penyakit yang sewaktu-waktu bisa kumat akibat terkejut atas ulah jahilnya tersebut. (Net)
============================================================
============================================================
============================================================