Harus diakui, kata Ketua DPRD Untung W Maryono, SE. AK, paradigma pembangunan Kota Bogor telah berubah, dari analisis dampak lingkungan (abad ke 20) ke analisis  keberlanjutan (abad ke 21). Pembangunan kota yang berkelanjutan jelas akan meningkatkan kualitas lingkungan kota dan memberikan keadilan sosial bagi masyarakat.  Setidaknya ada beberapa strategi yang dikembangkan Kota Bogor selama ini  menuju Kota  yang berwawasan lingkungan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2015 – 2019. Salah satu strategi itu adalah menyediakan kemudahan akses ke kawasan perumahan, perkantoran, fasilitas sosial, dan rekreasi, yang didukung oleh sistem jaringan transportasi massal yang terintegrasi, jaringan infrastruktur jalan, serta keterhubungan antara stasiun kereta api dan terminal bus.

“Lalu lintas Kota Bogor semerawut,” ungkapan ini harus diakui. Telah banyak kiat yang dilakukan pihak Pemkot Bogor untuk mengurai kesemerawutan ini, namun faktanya tidak merubah keaadaan. Hal ini ditandai makin bertambahnya jumlah kendaraan. Penambahan jumlah itu terlihat jelas, baik kendaraan roda empat maupun roda dua. Hal itu sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk,  maupun warga sekitar yang datang ke Bogor untuk bekerja, bersekolah, berdagang atau sekedar rekreasi.

BACA JUGA :  Minuman Hangat Cegah Pilek dengan Teh Jahe Mint yang Mudah Dibuat

Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang tinggi, terutama roda dua hanya menambah keruwetan pada lalu lintas Kota Bogor, tapi juga sering mengancam keselamatan pengguna jalan. Tingginya populasi sepeda motor ini dipicu oleh keputusan mereka menghadapi kemacetan. Mereka merasa kehabisan waktu jika harus menggunakan angkutan umum, sebab angkutan umum yang ada selain harus menunggu lama sampai ke tempat tujuan, juga tidak aman dan tidak nyaman. Sementara sepeda motor adalah alat transportasi yang paling murah untuk mengimbangi mobilitas kerja di Bogor. Jika tidak diantisipasi sejak sekarang, lima atau sepuluh tahun kedepan, kota Bogor akan menghadapi kenyataan pahit. Lalu lintas Kota Bogor dipastikan mengalami stagnasi (tak begerak sama sekali). Hal ini  lebih disebabkan pertambahan jumlah kendaraan yang melonjak tajam, tidak sebanding dengan pembangunan ruas jalan, ungkapnya.

BACA JUGA :  Sejarah Baru, Timnas Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U-23

“Kalau tak secepatnya diambil tindakan, empat atau lima tahun ke depan, saya yakin lalu lintas Kota Bogor bisa lumpuh. Sekarang saja sudah lumayan sulit untuk bergerak,” tandas  Ketua DPRD Kota Bogor H. Untung W Maryono, SE.AK.

Oleh karena itu, lanjutnya, tidak ada jalan lain untuk menata Kota Bogor aga lebih baik, diperlukan dukungan penuh semua lapisan. Merujuk pada permintaan masyarakat yang menghendaki Bogor menjadi Kota yang lebih baik, maka konsep yang benar dan tepat harus dipilih, agar implementasinya searah dengan targetnya. Target tersebut memang tidak mungkin bisa tercapai sekaligus, mengingat keterbatasan waktu, dana, sumber daya manusia dan sarana yang ada. Yang penting, sampai dimanapun hasilnya, usaha maksimal dengan tetap berada pada jalur yang benar harus terus dilakukan, demikian pinta Ketua DPRD Kota Bogor H. Untung W Maryono, SE. AK. (Adv)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================