BANDUNG TODAY – Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Subang, masih terjadi. Status waspada belum dicabut.

Pada Sabtu (31/8/2019) sekitar pukul 09.30 WIB, Gunung Tangkuban Parahu yang selama ini menjadi objek wisata alam ini, terpantau kembali erupsi.

Pos Pemantau Gunung Api Tangkuban Parahau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, kolom abu teramati kurang lebih setinggi 150 meter dari dasar kawah.

“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 milimeter dan durasi kurang lebih 45 detik,” kata Kepala PVMBG Kasbani, Sabtu (31/8/2019).

Status Level II atau Waspada pada Gunung Tangkuban Parahu yang ditetapkan sejak satu bulan lalu, ujar Kasbani, hingga kini belum ada perubahan. Evaluasi menerus tetap dilakukan untuk mengantisipasi tingkat aktivitas dan potensi ancaman erupsi.

BACA JUGA :  Cemilan Lezat ala Rumahan, Ini Dia Resep Donat Panggang Oreo Kesukaan Anak

“Secara seismik, aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih didominasi oleh gempa-gempa yang mencerminkan aktivitas di kedalaman dangkal berupa Gempa Hembusan,” ujar Kasbani.

Dia menuturkan, analisis PVMBG terhadap aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada dalam kondisi belum stabil. Aktivitas serta potensi erupsi dapat berubah sewaktu-waktu.

Ancaman bahaya yang terjadi saat ini, tutur dia, berupa hujan abu dan embusan gas vulkanik dengan konsentrasi berfluktuasi di sekitar Kawah Ratu yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa pengunjung, pedagang, masyarakat sekitar, bila kecenderungan konsentrasi gas-gas vulkanik tinggi. Erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah berpotensi terjadi tanpa ada gejala vulkanik jelas.

BACA JUGA :  Rumah dan Mesjid di Sukabumi Alami Rusak usai Diguncang Gempa Garut Magnitudo 6,5

“Karena itu, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan wisatawan atau pendaki, tidak mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Tangkuban Parahu dalam radius 1,5 Km dari kawah aktif,” tutur Kepala PVMBG.

Masyarakat, ungkap Kasbani, agar mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik dan diimbau tidak berlama-lama berada di sekitar kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.

“Tak hanya itu, PVMBG juga himbau agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala vulkanik yang jelas,” pungkas Kasbani. (net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================