“Namun demikian, utang tidak akan aman kalau penerimaan pajaknya tidak sustainable,” imbuhnya.

Dan kelima, resiko sektor keuangan, yang ditandai dengan mulai membanjirnya obligasi China dan potensi krisis AS. Yield obligasi jangka panjang lebih rendah dari yield obligasi jangka pendek. Ditambah, impeachment (resiko politik) Trump yang semakin nyata.

“Sekarang isunya 2020 kita menghadapi resesi global,” ujar dia, di Jakarta, Rabu (11/9/2019).

Seperti yang dikutip dari Liputan6.com, sejumlah negara, lanjut dia, bahkan sudah terkena imbas turunnya kinerja perekonomian global. Negara-negara tersebut, seperti Jepang, Turki, dan Argentina.

BACA JUGA :  Todong Sajam, 2 Pengamen di Bandarlampung Coba Rampas Motor Warga

“Jepang sudah resesi. Turki sudah resesi. Argentina dua kali nggak bisa bayar hutang. 2020 Amerika Serikat banyak yang memprediksi akan terjadi resesi pertumbuhan ekonominya selama beberapa bulan terus turun,” jelas dia.

Di tengah ancaman tersebut, dia menilai, langkah yang harus dilakukan pemerintah adalah menjaga dan memperkuat struktur ekonomi nasional. Dengan demikian Indonesia dapat menghadapi turunnya ekonomi global dan ancaman resesi.

BACA JUGA :  Minum Air Jahe Setiap Hari, Apa Sih Manfaatnya? Simak Ini

“Kita maksa pindah ibu kota. Kita harus tanya, Pak Rp 466 triliun. Kasih itu kredit usaha buat UMKM-UMKM karena kalau terjadi krisis ekonomi seperti tahun 1998, yang menjadi penopang itu adalah UMKM,” tandasnya. (Amanda/PKL/net)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================