“Kalau jualan di rumah, saya biasanya habis 6-7 ekor entok per hari. Namun di Pasar Wit-Witan ini, saya bisa masak hingga 24 ekor entok. Itupun dua jam saja sudah ludes. Alhamdulillah,” kata Tin, sapaan akrabnya, Minggu, 3 November 2019..

Hal serupa juga diungkapkan Sundari, pembuat aneka dodol. “Setiap minggu berjualan di Wit-Witan, omsetnya mencapai Rp5-6 juta. Angka ini setara dengan yang saya dapatkan kalau berjualan dodol dari rumah selama satu minggu. Jadi ini sangat bermanfaat bagi keluarga kami,” ujar Sundari

BACA JUGA :  Hindari 5 Makanan Penyebab Kamu Pikun, Ternyata Sering Dikonsumsi

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pun berkesempatan mengunjunginya. Anas mengaku sangat menikmati kekhasan saat makan di pasar tersebut, terutama geseng bangsong (itik jantan), “Nikmat sekali rasanya. Rasa pedas bercampur asam dari daun wadung yang menjadi campuran bumbunya sungguh nikmat,” ujar Anas.

BACA JUGA :  Taktik Jitu dan Profesionalisme Ala Shin Tae-yong

Bupati Anas mengapresiasi langkah masyarakat desa yang mendukung pariwisata daerah, sekaligus menggerakkan perekonomian warga setempat.

Sepertinya memang sederhana, tapi ini bisa menjadi kekuatan ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Kami pun terus mendorong agar ke depan setiap kecamatan bisa memiliki satu pasar tradisional yang menjual kuliner khas dan menampilkan kesenian daerah setempat,” kata Anas. (Viana/PKL/*)

 

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================