JAKARTA TODAY – Peristiwa gerhana matahari cincin yang terjadi pada Beberapa minggu lalu.  lalu menjadi pusat perhatian masyarakat. Fenomena alam ini menjadi fenomena gerhana terakhir dalam dekade ini.

Warga di sejumlah kota di Indonesia berusaha menjadi saksi fenomena alam tersebut dan mengabadikannya.Hal ini seperti terlihat di Lapangan Bunsur, Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Lokasi pengamatan di tempat ini menjadi titik terbaik dan dipilih sejumlah peneliti, seperti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Observatorium Bosscha, tim observasi gerhana matahari dari Laboratorium Bumi dan Antariksa Universitas Pendidikan Indonesia (Bandung), dan sejumlah pegiat astronomi lain. Pemerintah daerah setempat pun menggelar Festival Gerhana Matahari Cincin yang menyedot animo warga sekitar dan wisatawan dari sejumlah kota. Sebagian besar yang berkumpul di lapangan tepi Selat Panjang ini berusaha memotret gerhana, terutama pada fase puncak.

Dalam kesempatan ini, Kompas turut mendatangi titik tersebut untuk mengabadikannya. Memotret gerhana kali ini, Kompas menggunakan kamera mirrorless dengan lensa tele vario panjang fokal 100-400 milimeter. Penyetelan kamera menggunakan mode setelan manual dengan ISO 50, diafragma 40, dan kecepatan 1/4000. Lensa yang digunakan Kompas menambahkan dua filter neutral density (ND) 8 dengan tujuan mengurangi intensitas cahaya yang terekam kamera.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Jumat 17 Mei 2024

Kondisi cuaca menjelang terjadinya awal gerhana di Siak saat itu cerah dengan lapisan awan tipis sehingga dua filter ND 8 dirasa cukup aman karena Kompas hanya mengambil gambar beberapa menit sekali dalam seluruh rangkaian proses sesuai kebutuhan jurnalistik bagi Kompas. Sifatnya tidak mengamati sepanjang rangkaian penuh proses terjadinya gerhana. Meski demikian, Kompas tetap membutuhkan persiapan, seperti mengetahui secara detail proses yang benar ketika gerhana, seperti gerak bayangan bulan masuk ke matahari dan estimasi waktu peristiwa gerhana. Hal tersebut bisa dipelajari melalui sejumlah situs internet lembaga antariksa, seperti NASA, yang menyajikan grafis gerak saat terjadinya gerhana matahari cincin.

Berbeda lagi peralatan yang digunakan oleh peneliti tim observasi gerhana matahari dari Laboratorium Bumi dan Antariksa Universitas Pendidikan Indonesia. Tim ini menggunakan peralatan lengkap sesuai kebutuhan sebagai tim observasi, mulai dari foto, video, hingga alat pengukur intensitas cahaya serta pengukur sudut lintasan baik orbit matahari maupun bulan. Cahyo, yang bertugas di bidang pemotretan dalam tim ini, menggunakan peralatan DSLR yang dihubungkan dengan tabung teleskop William Optics dengan panjang fokal tetap 388 milimeter. Teleskop yang biasa digunakan dalam pengamatan astronomi ini dilengkapi dengan filter khusus matahari (benda langit) dengan ukuran ND 5. Filter ini dibutuhkan karena sifat perekaman obyek gerhana bagi mereka cukup intens dan penting untuk melindungi mata pengamat serta perangkat perekaman. Tak hanya itu, perlengkapan kepala bola (ball head) tripod yang digunakan pun dilengkapi dudukan sistem gerak teleskop Celestron Germany Equtorial yang membantu untuk mengikuti sekuen gerak gerhana berkesinambungan secara presisi sesuai standar pengamatan para peneliti.

BACA JUGA :  Daftar Pebulu Tangkis Indonesia di Thailand Open 2024

Di sini dapat dilihat bagaimana setiap pihak dalam mengabadikan proses gerhana menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Memang hingga saat ini tidak ada aturan baku dalam memotret gerhana. Akan tetapi, hal yang paling penting dan wajib dalam mengabadikan gerhana, terutama gerhana matahari, adalah adanya perangkat lapis pelindung optik, baik bagi pengamatan maupun perangkat perekaman. Sosialisasi imbauan menggunakan pelindung mata saat pengamatan pun telah dipahami warga masyarakat yang hadir. Bahkan, yang memotret gerhana ini menambahkan pelindung, seperti kacamata gerhana dan kaca datar gelap yang berlapis, di depan lensa mereka. Seperti yang dikutip KOMPAS.com. (Viana/pkl/net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================